Guterres sebut Piagam PBB tidak boleh diterapkan secara selektif

2 months ago 23

Markas PBB, New York (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Kamis (26/6) menyerukan teguran perihal penerapan Piagam PBB yang dilakukan secara selektif, seraya menyatakan bahwa piagam tersebut bukanlah menu a-la-carte.

"Saat ini, kita melihat serangan terhadap tujuan dan prinsip Piagam PBB seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya, ancaman atau penggunaan kekuatan terhadap negara berdaulat, pelanggaran hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional dan hukum hak asasi manusia internasional, penargetan warga sipil dan infrastruktur sipil, penggunaan makanan dan air sebagai senjata serta pengikisan terhadap hak asasi manusia," katanya dalam acara Majelis Umum PBB untuk menandai peringatan 80 tahun penandatanganan Piagam PBB.

Ia melanjutkan "Lagi-lagi kita melihat pola yang sangat familier, yakni patuh jika piagam itu sesuai, abaikan jika tidak. Piagam PBB bukanlah sesuatu yang opsional. Itu bukan menu a-la-carte. Itu adalah landasan hubungan internasional. Kita tidak dapat dan tidak boleh menormalisasi pelanggaran terhadap prinsip-prinsipnya yang paling mendasar."

Menurutnya, Piagam PBB adalah deklarasi harapan dan landasan kerja sama internasional untuk dunia yang lebih baik.

"Piagam tersebut telah memberi kita alat untuk mengubah takdir, menyelamatkan nyawa, dan memberikan harapan ke pelosok dunia yang paling putus asa dan kita dapat menarik garis langsung dari pembentukan PBB dan pencegahan perang dunia ketiga," ujarnya.

Menegakkan tujuan dan prinsip Piagam PBB merupakan misi yang tidak pernah berakhir, kata Guterres, seraya menekankan urgensi dari sikap menghormati dan berkomitmen kembali pada hukum internasional dalam perkataan dan perbuatan.

"Pada peringatan ini, saya mendorong semua negara anggota untuk menghayati semangat dan makna piagam tersebut, tanggung jawab yang dituntutnya, dan masa depan yang dicita-citakannya untuk kita bangun bersama, demi perdamaian, keadilan, kemajuan, dan kepentingan kita sebagai rakyat," katanya.

Piagam PBB, perjanjian dasar badan dunia itu, diadopsi pada 25 Juni 1945 di Konferensi San Francisco dan ditandatangani oleh para delegasi pada hari berikutnya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |