Manado (ANTARA) - Seorang warga Desa Tolisu, Kecamatan Toili Jaya, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Tukiman (61) merasakan langsung manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di usia senjanya.
Ia mengaku sangat terbantu saat harus menjalani pengobatan infeksi mata dan pemeriksaan kesehatan lain di usia senjanya, di mana seluruh biaya pengobatan tersebut ditanggung penuh dalam Program JKN.
"Kalau tidak ada JKN, mungkin saya harus keluar biaya besar. Tapi waktu itu cukup bawa kartu semua gratis dari periksa sampai obat," kata Tukiman di Desa Tolisu, Kamis.
Beberapa waktu lalu, Tukiman mengalami infeksi mata, mata memerah, berair, dan terasa perih sehingga mengganggu aktivitas harian.
Ia segera mendatangi puskesmas menggunakan kepesertaan JKN yang dimilikinya. Tukiman mengatakan bahwa pemeriksaan dokter hingga obat-obatan diberikan tanpa biaya tambahan.
Baca juga: Program JKN jadi penyelamat Dasmuri di masa sulit
Selain pengobatan infeksi mata, Tukiman juga rutin menggunakan kepesertaan JKN miliknya untuk memeriksakan tekanan darah dan mengambil obat hipertensi. Memiliki usia lanjut, ia merasa sangat terbantu dengan layanan kesehatan yang didapatkan di Puskesmas Toili II.
“Usia sudah tidak muda lagi. Biasanya ada saja keluhan entah darah tinggi, pusing atau sakit lain. Semua saya kontrol menggunakan JKN," katanya menjelaskan.
Menurut Tukiman, biaya berobat sebagai pasien umum cukup memberatkan bagi masyarakat kecil sepertinya.
Ia pernah mengalami sendiri saat dulu belum memiliki JKN, di mana harus membayar cukup mahal untuk pengobatan sebagai pasien umum termasuk biaya obat yang mencapai ratusan ribu rupiah.
Tukiman sendiri dulunya pernah bekerja di salah satu perusahaan perkebunan sawit di Kecamatan Toili Jaya dan sempat menjadi peserta JKN dengan iuran yang ditanggung oleh perusahaan.
Setelah pensiun, ia melanjutkan kepesertaan secara mandiri di kelas 3 agar tetap memperoleh perlindungan jaminan kesehatan.
“Awalnya waktu masih kerja, perusahaan yang bayarkan iuran JKN Saya. Tapi setelah tidak lagi bekerja, Saya lanjut sendiri sebagai peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU). Saya anggap ini tabungan untuk kesehatan," ungkap Tukiman.
Baca juga: BPJS Kesehatan: Sinergi dengan faskes kunci keberhasilan JKN
Tukiman juga berbagi pandangannya tentang pelayanan yang ia terima di Puskesmas Toili II. Menurut dia, kualitas pelayanan yang diberikan sangat baik meskipun ia berobat menggunakan JKN. Petugas tetap melayani dengan ramah, tertib dan tanpa membeda-bedakan.
“Pelayanan di Puskesmas Toili II itu bagus sekali. Dari pendaftaran sampai periksa dokter, semua dilayani dengan ramah. Tidak ada perbedaan antara pasien umum dan pasien JKN. Dokternya juga menjelaskan dengan ramah," kata Tukiman.
Ia mengungkapkan, proses antrean di Puskesmas juga tertib dan tidak memakan waktu terlalu lama, pelayanan yang cepat dan ramah membuat peserta JKN seperti dirinya merasa tenang dan nyaman saat berobat.
“Kadang orang bilang kalau pakai JKN lama, tapi Saya tidak pernah merasakan seperti itu di sini. Prosesnya cepat, petugasnya baik-baik," tambahnya.
Tukiman berharap Program JKN terus berjalan dan semakin baik dari segi layanan maupun kemudahan administrasi. Ia juga mengajak keluarga dan tetangga di sekitarnya untuk rutin membayar iuran dan menjaga keberlangsungan JKN ini.
“Kalau semua masyarakat disiplin, JKN ini pasti akan tetap jalan. Saya sendiri merasakan betul manfaatnya, apalagi sekarang sudah tua dan tidak lagi punya penghasilan tetap. Semoga JKN ini tetap ada terus, jangan sampai berhenti. Ini sangat membantu orang-orang seperti Saya yang sudah tidak kerja lagi tapi masih butuh berobat dan cek kesehatan rutin," katanya.
Baca juga: Pemprov Sultra siapkan program JKS untuk pasien di luar cakupan JKN
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.