Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menerima anugerah tanda kehormatan Bintang Mahaputera Adipurna dari Presiden Prabowo Subianto yang diserahkan dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (25/8).
Tanda kehormatan ini merupakan bentuk penghargaan negara atas jasa Mensos Saifullah Yusuf, yang biasa disapa Gus Ipul, di bidang sosial dan kesejahteraan, khususnya dalam reformasi sistem perlindungan sosial.
Gus Ipul dinilai berjasa dalam penekanan pembaruan data, penyaluran bantuan sosial untuk mencegah kesalahan sasaran, serta pelebaran dan penebalan program bansos sesuai arahan Presiden RI.
“Tentu ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus melakukan hal-hal yang baik ke depan, terutama dalam bidang tugas kami di Kementerian Sosial,” ujar Gus Ipul usai menerima penghargaan.
Bintang Mahaputera Adipurna merupakan tingkatan tertinggi dari lima jenjang tanda kehormatan Bintang Mahaputera yakni Adipurna, Adipradana, Utama, Pratama, dan Nararya. Penghargaan ini diberikan kepada individu yang menunjukkan darmabakti dan kesetiaan luar biasa kepada bangsa dan negara Indonesia.
Baca juga: Mensos: Penyaluran bansos makin tepat sasaran dengan DTSEN
Gus Ipul menekankan pencapaian ini merupakan hasil kerja panjang dalam melakukan konsolidasi dan pembaruan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN), yang menjadi dasar berbagai intervensi sosial.
“Sejak awal Bapak Presiden menekankan pentingnya basis data yang akurat. Data ini menjadi pedoman utama dalam melaksanakan berbagai program dan intervensi sosial. Jika datanya tepat, maka bantuan pun akan sampai ke sasaran yang benar,” kata Mensos.
Lebih lanjut Mensos mengungkapkan perbaikan data terus dilakukan secara menyeluruh, dengan prioritas pada masyarakat di Desil 1, 2, dan 3, yaitu kelompok paling rentan secara ekonomi.
“Melalui Instruksi Presiden Nomor 2 dan 4 Tahun 2025 proses ini menjadi lebih terarah. Konsolidasi data inilah yang menjadi fondasi utama untuk meningkatkan ketepatan program bantuan sosial,” ucapnya.
Selain dari sisi kebijakan dan sistem, Mensos mengapresiasi kesadaran masyarakat yang mulai aktif berpartisipasi dalam memastikan ketepatan sasaran bantuan.
Baca juga: Mensos: Dua juta penerima bansos dicoret berdasarkan DTSEN
“Saya melihat sudah mulai tumbuh kesadaran masyarakat. Ada warga yang secara sukarela menolak bantuan karena merasa sudah tidak layak. Bahkan ada yang aktif mengusulkan atau menyanggah data, baik untuk dirinya maupun orang lain. Ini luar biasa,” ucapnya.
Secara keseluruhan sebanyak 141 tokoh nasional menerima tanda jasa dan kehormatan dari Presiden Prabowo. Para penerima berasal dari beragam profesi dan latar belakang, termasuk menteri, tokoh pers, budayawan, hingga aparat keamanan.
Dalam pidato resmi yang dibacakan oleh Sekretaris Militer Presiden, disampaikan bahwa penghargaan ini diberikan kepada individu yang telah berjasa luar biasa kepada bangsa dan negara, sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Upacara penganugerahan ini turut dihadiri pejabat tinggi negara dan anggota Kabinet Merah Putih, antara lain Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar, Menko Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Mendagri Tito Karnavian, Menlu Sugiono, Mensesneg Prasetyo Hadi, dan Seskab Teddy Indra Wijaya.
Hadir pula pimpinan lembaga negara, seperti Ketua MPR Ahmad Muzani, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Ketua DPD RI Sultan B. Najamuddin, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, serta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Baca juga: Mentan Amran terima Anugerah Bintang Mahaputra Adipurna dari Presiden
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.