Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengusulkan adanya perwakilan Badan Gizi Nasional (BGN) yang berkantor di wilayahnya supaya koordinasi dan rentang kendali mengenai program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak terlalu jauh.
"Jateng siap memfasilitasi kantor bagi BGN. Kami ingin perwakilan pusat itu ada di tempat kita," katanya, di Semarang, Kamis.
Hal tersebut disampaikannya usai Rapat Koordinasi Satgas Nasional, Satgas Provinsi, Satgas Kabupaten/Kota terkait Percepatan Operasional Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP) Jateng.
Menurut dia, keberadaan perwakilan BGN di Jateng diharapkan dapat menunjang akselerasi Satgas MBG di wilayah tersebut.
Beberapa kabupaten di Jateng juga sudah membentuk satgas MBG, di antaranya Kabupaten Jepara, Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Demak.
Baca juga: PPATK-BGN luncurkan "Detak MBG" perkuat pengawasan dana publik
Pembentukan Satgas MBG tertuang dalam Keputusan Gubernur Nomor 100.3.3.1/88 tahun 2025 untuk provinsi dan Keputusan Bupati Nomor 445.2.4/118 tahun 2025 untuk kabupaten/kota.
"Satgas MBG Jawa Tengah sudah terbentuk sebelum ada perintah dari Mendagri. Wagub sebagai pelaksana dan Asisten Ekonomi dan Pembangunan sebagai eksekutor," kata mantan Kapolda Jateng itu.
Ia menjelaskan bahwa secara umum kondisi Stasiun Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Jateng sudah terbentuk sebanyak 877 unit.
Jumlah tersebut tertinggi kedua secara nasional, terdiri atas SPPG TNI 22 unit, SPPG Ponpes lima unit, SPPG Mitra 848 unit, dan SPPG Polri sebanyak dua unit.
Baca juga: BGN cek dugaan impor ompreng MBG mengandung minyak babi
"Harusnya SPPG di Jawa Tengah itu 3.214 unit, ini baru 877 unit. Masih kurang 2.337 unit yang belum terbentuk," katanya.
Selain itu, Luthfi juga memberikan masukan agar pengawasan pelaksanaan MBG diperkuat, mengingat beberapa waktu lalu sempat ada kejadian keracunan di Kabupaten Sragen.
"Satgas daerah sebisa mungkin dilibatkan untuk melakukan pengawasan," pungkasnya.
Baca juga: Kadin-BGN menghadirkan SPPG Gotong Royong siap layani 24 ribu penerima
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
