Bengkulu (ANTARA) - Gubernur Bengkulu Helmi Hasan membentuk tim koordinasi penanganan keadaan tertentu Pulau Enggano dan alur Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden nomor 12 Tahun 2025.
"Tim Koordinasi Keadaan Tertentu Pulau Enggano dan Alur Pulau Baai dengan keanggotaan sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan gubernur ini sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan gubernur," kata Gubernur Bengkulu Helmi Hasan di Bengkulu, Rabu.
Tim Koordinasi bertugas melakukan sinkronisasi antar-perangkat daerah dan/atau instansi vertikal yang terkait, dalam rangka penanganan keadaan tertentu untuk normalisasi alur pelayaran Pelabuhan Pulau Baai, transportasi dan logistik, serta percepatan pembangunan di Pulau Enggano.
Baca juga: Istana: Inpres Pulau Enggano respons cepat gaya pemerintahan saat ini
"Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan penanganan keadaan tertentu sebagaimana dimaksud. Memberikan rekomendasi kepada Gubernur Bengkulu terhadap pelaksanaan kegiatan penanganan keadaan tertentu sebagaimana dimaksud," katanya dalam SK A.304.DISHUB.2025 tentang Tim Koordinasi Penanganan Keadaan Tertentu Pulau Enggano dan alur Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu.
Kemudian, lanjut Helmi, dalam melaksanakan tugas tim koordinasi dapat melibatkan tenaga ahli, profesional, akademisi, dan atau pihak lain yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang upaya penanganan keadaan tertentu untuk normalisasi alur pelayaran Pelabuhan Pulau Baai, transportasi dan logistik serta percepatan pembangunan di Pulau Enggano.
Inpres tersebut sebagai solusi permasalahan yang mengakibatkan terisolasinya warga Pulau Enggano selama empat bulan terakhir akibat tertutupnya pintu alur Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu.
Pulau Enggano merupakan pulau terluar yang letaknya berada di tengah-tengah Samudera Hindia, sekitar 156 km atau 90 mil laut dari Kota Bengkulu. Untuk mencapai pulau terluar Indonesia di Bengkulu tersebut, salah satunya memanfaatkan transportasi laut.
Akses ke Enggano seharusnya menggunakan kapal penyeberangan, hal itu karena kondisi jarak dan Pulau Enggano juga berada di tengah Samudera Hindia yang tentu gelombang lautnya berbahaya ketika diakses menggunakan kapal-kapal kecil nelayan.
Baca juga: Menteri Trenggono kerahkan kapal pengawasan bantu warga Pulau Enggano
Baca juga: KKP siapkan Kapal Orca & pesawat atasi krisis transportasi di Enggano
Jika berlayar ke Pulau Enggano menggunakan kapal penyeberangan, akan membutuhkan waktu tempuh setidaknya selama 12 jam. Namun, sejak 4 bulan terakhir Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu mengalami pendangkalan alur, aktivitas keluar masuk dermaga pelabuhan menjadi terganggu.
Hal tersebut juga mengganggu aktivitas pelayaran menggunakan kapal penyeberangan ke Pulau Enggano. Akses masyarakat Enggano terkendala, karena kapal penyeberangan tidak bisa keluar masuk dermaga Pelabuhan Pulau Baai dan membuat Enggano menjadi terisolasi.
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.