Mataram (ANTARA) - Pengurus Besar Federasi Kurash Indonesia (PB Farkhusi) mendorong cabang olahraga kurash masuk sebagai cabang olahraga resmi yang dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2028.
"Saya mengharapkan kurash bisa masuk PON," kata Ketua Umum PB Farkhusi Indonesia Teuku Abdul Hafil Fuddin di Gelanggang Pemuda Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat.
Abdul mengatakan pelaksanaan kurash tidak terlalu mahal, sehingga atlet Nusa Tenggara Barat bisa bertanding dengan orang-orang luar secara lebih mudah tanpa pusing dengan persoalan biaya.
Baca juga: 300 atlet dari tujuh negara ikuti Kejuaraan Kurash di NTB
Ia menyarankan agar Pemerintah Provinsi NTB melakukan pembinaan secara intensif agar atlet kurash bisa meraih medali dalam berbagai ajang perlombaan nasional maupun internasional.
"Tidak perlu keluar negeri tetapi di dalam negeri sudah terlatih untuk tryout dan trying. Ajang utama dalam negeri PON 2028 di Nusa Tenggara," ucap Abdul.
Lebih lanjut dia menyampaikan pertandingan kurash dalam pekan olahraga nasional memiliki 12 kategori dengan rincian 10 cabang pertarungan dan 2 cabang seni.
Sejak 2019, federasi kurash di Indonesia resmi masuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
Baca juga: Atlet kurash Indonesia raih medali perak pada kejuaraan dunia veteran
Saat ini kurash Indonesia sedang memperkuat citra dengan menjuarai berbagai pertandingan, seperti di Asian Games meraih perunggu dan SEA Games mendapatkan tiga perunggu serta tiga perak.
"Kami sudah mendapatkan perunggu dalam kejuaraan dunia, jadi pengembangannya sangat besar dalam jangka waktu 10 tahun ini. Kami berharap semua berkembang," kata Abdul.
Lebih lanjut dia menyampaikan kurash saat ini sudah ada di 25 provinsi di Indonesia. Saat kejuaraan nasional di Kalimantan Timur diikuti sebanyak 23 provinsi dan ajang PON Aceh diikuti 23 provinsi.
Abdul mengungkapkan olahraga kurash sudah ada peminat di Nusa Tenggara Barat dan masih membutuhkan pembinaan agar masyarakat semakin tertarik terhadap seni bela diri gulat tradisional asal Uzbekistan tersebut.
Baca juga: Koleksi tujuh medali, Jakarta juara umum kurash
Pewarta: Sugiharto Purnama/Muhammad Zunnurain
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.