Jakarta (ANTARA) - CEO Eramet Indonesia Jerome Baudelet menyampaikan bahwa kerja sama investasi strategis di sektor nikel intens dibahas dengan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara dan Indonesia Investment Authority (INA).
“Sudah ada kemajuannya, kami secara intensif berdiskusi dengan mereka (Danantara dan INA),” ucap Jerome dalam Eramet Journalist Class yang digelar di Jakarta, Senin.
Meskipun demikian, Jerome mengakui bahwa pembahasannya masih di tahap awal dan terdapat hal-hal yang belum bisa ia ungkapkan sebab masih menjadi bagian dari rahasia perusahaan.
“Yang jelas, Danantara dan INA adalah mitra yang sangat baik dan kami sudah berproses. Hanya itu yang bisa saya ungkapkan,” tutur Jerome.
Baca juga: Soal konsolidasi BUMN oleh Danantara, Pertamina sebut dikaji bersama
Pernyataan tersebut terkait dengan Danantara dan INA yang menggandeng perusahaan tambang asal Prancis, Eramet, untuk menjajaki pembentukan platform investasi strategis di sektor nikel dari hulu hingga hilir.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir menyatakan bahwa kolaborasi tersebut bertujuan untuk mengembangkan ekosistem bahan baku baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang berkelanjutan dan terintegrasi di Indonesia.
Ia menuturkan bahwa dalam kemitraan tersebut, Danantara dan INA akan mengelola pembiayaan jangka panjang untuk mendukung pengembangan investasi, sementara Eramet berkontribusi melalui keahlian teknis dan pengalaman dalam menjalankan proyek pertambangan skala besar sesuai standar berkelanjutan internasional.
Para pihak akan melakukan penilaian awal guna mengidentifikasi proyek paling tepat untuk memaksimalkan potensi ekosistem EV nasional, sekaligus menyiapkan peta jalan untuk kolaborasi ke depan.
Baca juga: Prabowo bentuk Otorita Pantura untuk garap Giant Sea Wall
Chief Executive Officer (CEO) Eramet Group Paulo Castellari menuturkan pihaknya hadir di Indonesia melalui operasional pertambangan nikel di Weda Bay, Maluku, yang merupakan salah satu cadangan nikel terbesar di Indonesia.
Ia mengatakan bahwa sebagai bagian dari komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, Eramet Indonesia menjalin kerja sama dengan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2024 untuk memulai studi dan eksplorasi mineral kritis, termasuk litium, guna mendukung target transisi energi nasional.
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.