Jakarta (ANTARA) - CRIF, perusahaan global dalam solusi biro kredit, informasi bisnis, dan manajemen risiko kredit, meluncurkan Tariff Impact Assessment Score untuk menilai potensi dampak tarif Amerika Serikat (AS) terhadap profil kredit dan strategi bisnis perusahaan.
Pengenalan skor penilaian tersebut menandai peningkatan strategis dalam rangkaian penawaran informasi bisnis CRIF, memberikan klien evaluasi yang terfokus dan berbasis data mengenai bagaimana tarif dapat mempengaruhi kelayakan kredit, arus kas, dan ketahanan operasional perusahaan.
"Kami mengembangkan Tariff Impact Assessment Score untuk memberikan klien kami wawasan yang dapat ditindaklanjuti sejak dini mengenai kerentanannya terkait perdagangan," kata Regional Head of Sales for Business Information Services Asia dari CRIF Novi Rolastuti dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Dengan dinamika perdagangan global yang berubah dengan cepat, lanjut dia, kemampuan untuk mengantisipasi risiko dan membangun ketahanan menjadi keunggulan kompetitif.
Baca juga: Laporan: Trump mungkin akan melonggarkan tarif impor produsen mobil
"Skor ini memungkinkan klien kami untuk mengambil langkah proaktif, apakah itu menyeimbangkan ulang rantai pasokan, menyesuaikan strategi perdagangan atau menyaring mitra baru," ujarnya.
Tariff Impact Assessment Score merupakan bagian khusus yang tersedia dalam laporan informasi bisnis CRIF, dirancang untuk memberikan indikator yang jelas mengenai kerentanannya yang terkait dengan tarif.
Adapun, skor tersebut dibangun berdasarkan model multidimensi yang mempertimbangkan beberapa hal.
Pertama, afiliasi industri. Para ahli pasar dan analitik CRIF telah mengevaluasi berbasis skenario di berbagai negara untuk mengidentifikasi industri yang paling terpengaruh oleh tarif AS. Analisis itu membantu perusahaan untuk lebih memahami risiko dan ketergantungan yang spesifik pada sektor tertentu.
Kedua, ukuran perusahaan dengan merespons bahwa skala perusahaan mempengaruhi kelincahan dan responsivitas pasar, CRIF memasukkan ukuran perusahaan ke dalam penilaiannya dengan menggunakan ambang batas yang spesifik untuk negara.
Baca juga: Crif luncurkan "Crif Plus", Premium Membership Program Pertama di Industri Business Information
Perusahaan besar umumnya memiliki kapasitas lebih besar untuk mengalihkan produksi atau mengeksplorasi pasar alternatif, sementara bisnis kecil mungkin menghadapi eksposur yang lebih tinggi.
Ketiga, penyelidikan eksposur spesifik. Analis CRIF menilai ketergantungan perusahaan pada perdagangan dengan AS, mengukur eksposurnya terhadap klien dan pemasok lintas batas untuk memberikan gambaran yang tepat mengenai sensitivitas terhadap tarif.
Model penilaian tersebut mengintegrasikan data perdagangan publik, riset kepemilikan, dan metodologi penyelidikan terstruktur CRIF. Negara dan sektor dengan bagian ekspor tinggi ke AS dan defisit perdagangan yang terus-menerus ditandai memiliki risiko terkait tarif yang lebih tinggi.
Selain itu, Tariff Impact Assessment Score adalah bagian dari kerangka kerja yang lebih luas dari CRIF untuk memberdayakan bisnis agar secara proaktif mengelola risiko dan menemukan peluang pertumbuhan baru melalui tiga fase strategis:
Pertama, peringatan dini (1-3 bulan), yakni memantau risiko yang muncul melalui penundaan pembayaran dan mengidentifikasi klien atau pemasok yang rentan.
Kedua, eskalasi risiko (3-6 bulan), yaitu memicu pemberitahuan kredit secara real-time dan mendukung perencanaan kontinjensi.
Ketiga, fase adaptasi (6-12 bulan), yakni memfasilitasi penyeimbangan portofolio, mencari pemasok alternatif, dan mengidentifikasi peluang pertumbuhan baru.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025