Jakarta (ANTARA) -
Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Utara menyatakan banjir rob atau banjir pesisir yang merendam pemukiman penduduk di kawasan Muara Angke terjadi akibat tanggul laut belum terpasang.
“Air yang merendam pemukiman berasal dari limpasan air laut yang meluap ke daratan,” kata Kasi Drainase Suku Dinas SDA Pemkot Jakarta Utara Yudo Widiatmoko di Jakarta, Rabu.
Menurut dia tanggul laut yang ada saat ini ketinggiannya belum sesuai standar yang ada sehingga tidak mampu membendung air laut.
Ia mengatakan program National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) yang rencananya dibangun menjadi solusi jangka panjang. NCICD merupakan sebuah program pembangunan tanggul pantai dan pengembangan kawasan pesisir Jakarta.
Baca juga: Pemkot: Sejumlah lokasi di Jakut terendam banjir rob pada Selasa malam
Baca juga: Warga: Banjir rob di RW 22 Muara Angke 50 centimeter di Rabu dinihari
Menurut dia, dalam waktu dekat, pihaknya akan meninggikan tanggul yang ada sebagai solusi jangka pendek. Ia mengatakan pemasangan tanggul ini akan dilakukan pada Agustus atau September tahun ini.
"Tanggul ini diharapkan dapat mencegah air laut masuk saat banjir rob," kata dia.
Sementara untuk kawasan Pluit Karang Ayu dan Pluit Muara Karang, Suku Dinas SDA sedang membangun tanggul di Docking Kapal KPKP dengan beton bertulang. Pembangunan tanggul ini dibangun sepanjang 217 meter dan dengan ketinggian tiga meter.
“Targetnya pembangunan ini rampung di Agustus atau September dan setelah adanya tanggul ini maka limpasan air laut tak akan meluap ke daratan,” kata dia.
Menurut dia, pada Selasa (29/4) terjadi banjir rob akibat tembok pembatas roboh dan membuat air laut pasang merendam kawasan tersebut. Tembok sepanjang 15 meter yang ada ini didisain tidak untuk menahan air laut sehingga ketika pasang datang tembok ini jebol karena kekuatan air pasang.
“Kami sudah memasang tanggul darurat dari geobag dan bronjong. Air masih melimpah tapi hanya terjadi di area docking kapal saja,” katanya.
Baca juga: Banjir rob yang meluap ke jalan diakibatkan tembok galangan roboh
Baca juga: Tanggul laut penting untuk atasi rob di Jakarta
Sebelumnya Ketua RW 22 Kelurahan Pluit Penjaringan Jakarta Utara Bani menyatakan ketinggian air di lingkungan mereka mencapai 50 centimeter pada Rabu dinihari sekitar pukul 01.06 WIB.
“Air laut ini mulai naik sejak pukul 20.00 WIB dan hingga saat ini ketinggian air terus meninggi,” kata Ketua Ketua RW 22 Kelurahan Pluit Penjaringan Jakarta Utara Bani di Jakarta, Rabu.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini banjir pesisir atau banjir rob pada 27 April hingga 4 Mei 2025 akibat adanya fenomena Super New Moon atau fase bulan perigee dan bulan baru.
Fenomena ini berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum berupa banjir pesisir (rob) di wilayah pesisir utara Jakarta.
Baca juga: Pemkab Kepulauan Seribu turunkan personel pantau banjir rob
Baca juga: Pramono klaim berhasil tangani potensi banjir rob di pesisir Jakarta
Baca juga: Pramono bersama Megawati tanam mangrove di Jakarta Utara
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025