Jakarta (ANTARA) - Anggota DPR RI Anis Byarwati menilai keluarga harus mengambil peran utama dalam melindungi anak-anak dari segala potensi pengaruh buruk dunia digital, termasuk dalam penggunaan gim daring seperti Roblox.
“Jadilah penjaga gerbang bagi anak-anak kita. Bukan dengan melarang total, tetapi hadir mendampingi, dan membimbing,” ujar Anis, dikutip di Jakarta, Selasa.
Hal tersebut dia sampaikan guna merespons wacana pelarangan anak bermain Roblox yang disampaikan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti. Menurut Anis, larangan total bukanlah solusi utama atas masalah tersebut.
Dia berpandangan literasi digital bagi orang tua mutlak diperlukan agar mampu memahami dunia yang diakses anak-anak. Tanpa pengetahuan tersebut, ucapnya, orang tua akan kesulitan mendeteksi potensi bahaya yang mungkin muncul.
Baca juga: Komisi X usul literasi digital dimuat dalam kurikulum Nasional
“Kita tidak bisa melindungi apa yang tidak kita pahami. Literasi digital adalah bagian dari proses belajar sepanjang hayat dan wujud tanggung jawab atas amanah anak yang kita miliki,” kata dia.
Selain dukungan keluarga, Anis mendorong pemerintah untuk tidak hanya fokus pada aspek pelarangan, tetapi juga memperkuat kolaborasi dengan pengembang gim dan platform media sosial guna menghadirkan fitur keamanan yang lebih baik serta sistem pelaporan konten berbahaya yang responsif.
Ia lalu mengingatkan bahwa ketahanan anak terhadap dampak negatif teknologi harus dibangun sejak dari rumah melalui pendidikan karakter dan nilai-nilai iman.
“Mari kita jadikan keluarga sebagai pelindung utama anak-anak di tengah derasnya arus digital. Dengan iman, ilmu, dan kepedulian, insya Allah kita mampu melindungi mereka serta membentuk generasi yang saleh, cerdas, dan bermartabat,” kata dia.
Baca juga: KPAI temui siswi kelas 8 SMP tak naik kelas karena kecanduan gim
Sebelumnya, Mendikdasmen Abdul Mu'ti menjelaskan bahwa alasan pembatasan gim tersebut adalah untuk mencegah anak-anak meniru konten kekerasan yang kerap muncul di Roblox.
Selain dampak psikologis, risiko kesehatan akibat penggunaan gawai berlebih juga menjadi alasan, antara lain anak-anak yang terlalu sering bermain gim cenderung malas bergerak dan lebih emosional.
Sebagai tindak lanjut, pemerintah telah berupaya melindungi anak di ruang digital melalui Program Tunas, yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025.
Program itu merupakan hasil kerja sama antara Kemendikdasmen dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Pemerintah juga tidak menutup kemungkinan untuk memblokir gim Roblox secara total jika terbukti membahayakan anak, menunjukkan sinergi antara lembaga eksekutif dan legislatif dalam merespons kekhawatiran terhadap dampak negatif gim daring.
Baca juga: KPAI minta pemerintah blokir gim Roblox jika terbukti langgar UU
Baca juga: Tinjau CKG Sekolah, Mendikdasmen ingatkan bahaya Roblox bagi murid
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.