Jakarta (ANTARA) - Dosen Institut Teknologi PLN (ITPLN) Abdul Haris berhasil mengupayakan peningkatan efisiensi pengelolaan irigasi yang berkelanjutan dengan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Melalui disertasi berjudul “Model Hybrid Deep Learning untuk Estimasi Nilai Referensi Evapotranspirasi (ETo) pada Sistem Irigasi Cerdas”, Haris menemukan cara meningkatkan efisiensi irigasi melalui ETo yang menunjukkan jumlah air yang hilang ke atmosfer melalui proses penguapan dan transpirasi.
"Estimasi ETo yang akurat sangat krusial untuk menentukan kapan dan seberapa banyak air harus diberikan agar tidak terjadi pemborosan atau kekurangan," kata Haris melalui keterangan di Jakarta, Selasa.
Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, Haris mengembangkan model Hybrid Convolutional Long Short-Term Memory (H-ConvLSTM), yang menggabungkan kekuatan dua pendekatan kecerdasan buatan yakni CNN dan LSTM.
Ia menjelaskan CNN (Convolutional Neural Network) berfungsi mengekstraksi pola spasial dari data cuaca seperti suhu, kelembapan, dan radiasi matahari, sementara LSTM (Long Short-Term Memory) menganalisis data temporal atau sekuensial.
"Kombinasi keduanya memungkinkan sistem memahami dinamika iklim yang kompleks, sehingga hasil estimasi ETo menjadi lebih akurat," jelas dia.
Haris juga menyematkan penerapan Decision Tree Pooling (DT-Pooling), menggantikan metode pooling konvensional. Pendekatan ini menggunakan mekanisme berbasis information gain dan entropy untuk mempertahankan fitur-fitur penting dalam data.
Temuan tersebut, lanjut dia, membuka peluang baru dalam penerapan sistem irigasi cerdas di wilayah tropis seperti Indonesia. Dengan estimasi kebutuhan air yang lebih presisi, petani dapat mengatur irigasi secara efisien, menghemat sumber daya air, dan meningkatkan produktivitas lahan.
Melalui penelitian ini pula, Haris berhasil meraih gelar doktor di IPB University.
"Penelitian ini menjadi langkah awal menuju pertanian presisi berbasis kecerdasan buatan. Harapannya, teknologi ini bisa diterapkan secara luas untuk mendukung ketahanan pangan nasional," ucap Abdul Haris.
Sementara, Wakil Rektor I ITPLN, Prof Syamsir Abduh menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya atas pencapaian tersebut.
Ia berharap prestasi itu dapat menjadi inspirasi bagi dosen-dosen ITPLN lainnya untuk terus berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
"Saat ini, setidaknya terdapat 59 dosen ITPLN yang masih menempuh pendidikan S3 di berbagai perguruan tinggi besar, terdiri atas 40 dosen yang melanjutkan studi di dalam negeri dan 19 dosen di luar negeri. Kami akan terus meningkatkan kualitas SDM di lingkungan ITPLN, baik dosen maupun sivitas akademika lainnya," tutur Syamsir Abduh.
Baca juga: ITPLN perkuat riset energi bersama 15 negara melalui ICATEI 2025
Baca juga: Sebanyak 109 mahasiswa baru ITPLN dapat jalur khusus jadi pegawai PLN
Baca juga: ITPLN buka Program Studi Sains Data jawab kebutuhan era digital
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































