Samarinda (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mempertajam pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial (AI) menjadi mata pelajaran baru sebagai langkah transformasi kurikulum menghadapi perkembangan zaman.
“Perkembangan teknologi informasi menuntut seluruh ekosistem pendidikan, mulai dari pemerintah, dinas pendidikan, sekolah, guru, hingga siswa untuk adaptif dan inovatif agar mampu bersaing secara global,” ujar Direktur Sekolah Menengah Pertama Kemendikdasmen Maulani Mega Hapsari di Samarinda, Selasa.
Maulani menekankan bahwa kurikulum sebagai inti dari pendidikan harus terus bertransformasi mengikuti tuntutan tersebut.
Pemanfaatan AI diyakini pihaknya dapat meningkatkan efisiensi waktu bagi para guru dalam tugas-tugas administratif yang repetitif.
Dukungan terhadap adaptasi teknologi ini juga disuarakan oleh Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian. Menurut Hetifah, pemanfaatan kecerdasan buatan atau AI secara bijak menjadi kunci penting dalam dunia pendidikan modern.
Baca juga: Mendikdasmen ingatkan koding-AI jadi kemampuan penting di 2030
“Mau tidak mau, AI akan menjadi bagian dari pendidikan. Tugas kita adalah memastikan kehadirannya untuk memperkuat guru, bukan menggantikan guru,” tegas Hetifah.
Ia menjelaskan AI dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal, seperti pembuatan konten pembelajaran yang lebih kaya dan relevan. Teknologi ini juga memungkinkan adanya pembelajaran yang dipersonalisasi sesuai kebutuhan unik setiap siswa.
Selain itu, AI dapat berfungsi sebagai asisten mengajar virtual untuk membantu siswa di luar jam sekolah.
Kecerdasan artifisial juga mampu menyediakan asesmen dan umpan balik otomatis terhadap hasil kerja siswa.
Baca juga: Alasan untuk tidak menunda belajar AI dan koding
Baca juga: Permendikdasmen 13/2025: Koding dan AI resmi masuk Kurikulum 2025/2026
Namun, Hetifah juga mengingatkan vitalnya aspek etika dalam penggunaan AI di lingkungan sekolah agar tidak disalahgunakan.
Pewarta: Ahmad Rifandi
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































