Malang (ANTARA) - Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya (UB) dari berbagai fakultas melakukan pendampingan kepada petani di Kelurahan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim) untuk meningkatkan produktivitas tanaman kopi mereka.
Ketua Tim Doktor Mengabdi UB, Prof Dr Setyono Yudo Tyasmoro dalam keterangan di Malang, Selasa, menyampaikan Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, dikenal sebagai salah satu penghasil kopi rakyat yang menjadi sumber pendapatan utama bagi petani.
"Namun, produktivitas kopi di daerah ini masih rendah akibat pengelolaan konvensional dan minimnya penerapan inovasi teknologi," katanya.
Umumnya, lanjut dia, petani kurang paham cara merawat percabangan pohon kopi, sehingga bentuk kanopi tanaman kopi tidak ideal untuk maksimalisasi fotosintesis. Petani juga sudah memberikan pupuk organik di tanaman kopi, namun pupuk belum matang, karena tidak melalui proses fermentasi.
Dampak dari proses budi daya yang kurang benar ini, katanya, membuat produktivitas tidak maksimal, hanya 1 sampai 1,5 kilogram per pohon.
“Teknik budi daya kopi masih mengandalkan metode turun-temurun dari generasi sebelumnya, sehingga hasilnya belum optimal. Penggunaan pupuk organik yang benar dapat meningkatkan kualitas tanah, sehingga pemberian pupuk menjadi efisien sekaligus mengurangi biaya produksi,” kata Yudo.
Melihat hal tersebut, tim Doktor Mengabdi memberikan pelatihan dan pendampingan intensif kepada petani, dengan pembuatan modul budi daya kopi yang baik dan benar meliputi teknik pemangkasan, perawatan tanaman, dan peningkatan produktivitas.
Baca juga: Dosen dan mahasiswa UB kembangkan pertanian terintegrasi di Banyuwangi
Ada juga modul pelatihan pembuatan pupuk organik padat, dimana di dalamnya dijabarkan bagaimana membuat pupuk organik dengan memantau suhu, pH, dan kelembaban selama proses fermentasi.
“Kami menemukan kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan tanaman sejak awal, yaitu pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi dan pemangkasan rejuvenasi belum dipahami, sehingga kanopi kopi menjadi tidak merata dan berpengaruh pada fotosintesis dan berdampak pada rendahnya buah kopi,” ungkap Yudo.
Sebagai pemilik hak paten sederhana metode pembuatan pupuk organik nomer IDS000008710, Prof Yudo juga mendampingi mahasiswa dalam proses pembuatan pupuk organik sesuai SNI 7763-2018 yang memenuhi standar kadar C-organik, N, P, K, C/N rasio, dan bebas logam berat.
Proses fermentasi dilakukan selama 28 hari, dimana setiap tiga hari sekali diamati suhu, pH, dan kelembaban pupuk. Tim juga memberi bantuan alat pembuatan pupuk organik untuk dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
“Saya harapkan petani di sini bisa langsung mengaplikasikan apa yang telah diketahui, baik melalui modul maupun praktik langsung di lapangan tentang teknik budi daya dan pembuatan pupuk organik," ujarnya.
Baca juga: Tim Doktor Mengabdi UB tingkatkan keamanan KJA dengan tenaga surya
Pihaknya berharap petani bisa mandiri dalam mengelola kebun kopi dengan cara modern, namun tetap berkelanjutan. "Kami juga berkomitmen mendampingi petani hingga mereka mandiri dalam mengelola kebun kopi secara organik,” ucap Yudo.
Tim Doktor mengabdi yang diketuai oleh Prof Dr Setyono Yudo Tyasmoro (Fakultas Pertanian) tersebut beranggotakan Dr Ir Panji Deoranto (Fakultas Teknologi Pertanian), Kristanto Adi Nugroho (Fakultas Vokasi), dan Karuniawan Puji W (Fakultas Pertanian). Program Doktor Mengabdi UB tersebut dilaksanakan pada Juli-Agustus 2025 dengan tajuk Pendampingan Menuju Pertanian Organik Terpadu Berbasis Kopi.
Program ini juga melibatkan mahasiswa melalui kegiatan Program Magang dan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Keterlibatan aktif dari dosen, mahasiswa, dan mitra lokal memastikan program berjalan efektif dari perencanaan hingga evaluasi. Mitra lokal, yaitu kelompok masyarakat petani atau pekebun yang memiliki tanaman kopi di Kelurahan Kalipuro yang tergabung dalam Kelompok SDG’s, yang salah satu kegiatannya adalah pembuatan pupuk organik.
Program ini didanai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) UB, sebagai bagian dari komitmen UB dalam mendorong pengembangan pertanian berkelanjutan.
Baca juga: Doktor mengabdi UB sosialisasi mitigasi bencana di Kota Batu
Baca juga: Kelompok tani Banyuwangi peroleh sertifikat produsen kopi organik
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.