DJI kecewa AS blokir otorisasi bagi drone buatan luar negeri

6 hours ago 3

Shenzen (ANTARA) - Raksasa drone China, DJI, Selasa (23/12), menyatakan kekecewaan terkait keputusan Komisi Komunikasi Federal (Federal Communications Commission/FCC) Amerika Serikat (AS) untuk menambahkan drone buatan luar negeri ke dalam "Daftar Tercakup" (Covered List).

Menurut FCC, "Daftar Tercakup" mencantumkan peralatan dan layanan komunikasi yang dianggap menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima terhadap keamanan nasional AS, atau keselamatan dan keamanan warga negara AS.

Pencantuman ke dalam daftar tersebut berarti model-model baru drone buatan luar negeri dan komponen-komponen pentingnya dilarang mendapatkan otorisasi FCC, yang secara efektif melarang impor dan penjualannya di AS.

DJI menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa meskipun pihaknya tidak secara khusus disebut, belum ada informasi yang dirilis mengenai informasi apa yang digunakan oleh pihak eksekutif AS (Executive Branch) dalam mengambil keputusan tersebut.

DJI menyatakan bahwa produk-produknya termasuk yang paling aman dan terjamin di pasaran, seraya mengutip peninjauan bertahun-tahun yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintahan AS dan pihak ketiga independen.

Kekhawatiran tentang keamanan data perusahaan tersebut tidak didasarkan pada bukti dan malah mencerminkan proteksionisme, bertentangan dengan prinsip-prinsip pasar terbuka, ungkap pernyataan DJI.

Penambahan DJI ke dalam Daftar Tercakup ini menyusul rancangan undang-undang pertahanan yang disahkan oleh Kongres AS setahun yang lalu, yang menyoroti risiko keamanan nasional terkait drone buatan China.

Berdasarkan rancangan undang-undang tersebut, DJI dan produsen drone China lainnya, Autel, menghadapi larangan penjualan model baru di AS jika evaluasi keamanan menganggapnya sebagai ancaman.

Langkah ini tidak memengaruhi drone yang telah dibeli sebelumnya. Konsumen dapat terus menggunakan drone apa pun yang telah mereka beli atau peroleh secara sah.

Pewarta: Xinhua
Editor: Michael Teguh Adiputra Siahaan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |