Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Dikti Saintek) menempatkan Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, sebagai salah satu kandidat kuat lokasi pembangunan Sekolah Garuda.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamen Dikti Saintek) Stella Christie dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, menyebut ada lima lokasi calon Sekolah Garuda di wilayah setempat.
"Provinsi Bengkulu menempati peringkat ketiga dalam beauty contest daerah-daerah calon lokasi Sekolah Garuda," katanya.
Lokasi pertama, di Villa Diklat Danau Mas Harun Bastari Desa Mojorejo, Kecamatan Selupu Rejang, lokasi kedua di Desa Air Bening, Kecamatan Bermani Ulu Raya, lokasi ketiga di Desa Tebat Tenong Luar, Kecamatan Bermani Ulu Raya, lokasi keempat dan kelima di Desa Dataran Tapus Kecamatan Bermani Ulu Raya.
Ia mengatakan Sekolah Garuda dirancang sebagai fasilitas pendidikan unggulan berasrama agar siswa fokus pada prestasi akademis serta keberadaan sekolah yang dapat memberi manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar.
Kementerian Dikti Saintek bersama Kemendagri telah mengkaji berbagai data seperti Indeks Pembangunan Sumber Daya Manusia, rapor literasi, rapor matematika, hingga tingkat kemiskinan untuk menentukan lokasi yang layak.
“Jadi, provinsi Bengkulu itu peringkat ketiga dalam beauty contest kita. Peringkat pertama Sulawesi Tenggara, lalu peringkat kedua Kalimantan Utara,” kata Stella.
Untuk lokasi pertama di Desa Mojorejo, kata Stella, luas lahannya mencapai 20 hektare, dengan 18,46 hektare sudah bersertifikat dan 2,1 hektare sisanya masih dalam proses pengurusan.
“Saya senang sekali melihat lokasi ini. Yang pertama, ada sejarah bahwa Rejang Lebong itu sebenarnya adalah pusat pendidikan di daerah Sumatera bagian selatan. Namun, seiring bergulirnya waktu, pusat pendidikan tersebut agak berkurang, sehingga ini akan menjadi kesempatan yang baik untuk mengembalikan marwah dari Rejang Lebong sebagai pusat pendidikan,” katanya.
Dalam kunjungannya ke lokasi tersebut pada Rabu (20/8), Stella menyampaikan ketertarikannya terhadap calon lokasi sekolah di wilayah itu, karena udara sejuk dan pemandangannya indah, sehingga cocok sebagai tempat belajar mengajar.
Pihaknya telah meminta Pemda setempat untuk melengkapi detail topografi agar segera dipelajari dan diputuskan kelayakannya sebagai lokasi Sekolah Unggulan Garuda.
Dikatakan Stella, dari 20 hektare lahan, sekitar 2 hektare di antaranya adalah bangunan dan sisanya dipergunakan untuk kawasan hijau dan sarana latihan.
Khusus di Desa Mojorejo, Rejang Lebong, kata Wamen Stella, banyak sekali tanaman perkebunan seperti kopi yang digarap oleh masyarakat.
“Kalau lokasi ini dipilih, kami tetap menginginkan agar masyarakat tetap menggarapnya,," katanya.
Dia menambahkan, Sekolah Garuda bukan hanya dirancang unggul secara akademis, tetapi juga memberi manfaat ekonomi dan sosial untuk masyarakat.
Wamen Stella berharap, jika sekolah Garuda jadi dibangun di lokasi ini, ada fasilitas-fasilitas yang bisa digunakan masyarakat, misalnya fasilitas kesehatan juga perpustakaan yang bisa diakses oleh masyarakat.
“Kami juga ingin fasilitas olahraga yang dibangun untuk siswa, dalam satu hari seminggu atau mungkin setiap Sabtu dan Minggu itu bisa terbuka untuk masyarakat. Jadi ini bukan sekolah elit, tapi sekolah yang sangat berkualitas tetapi sangat inklusif terhadap masyarakat sekitar,” tegasnya.
Sekolah Garuda yang merupakan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Tujuannya, untuk menyeimbangkan akses ke pendidikan unggul bagi putra-putri bangsa dari keluarga sederhana dari daerah yang masih belum terjangkau oleh kemajuan sains dan teknologi.
Program Sekolah Garuda terdiri atas dua komponen yaitu Sekolah Garuda Transformasi dan Sekolah Garuda Baru.
Sekolah Garuda Transformasi merupakan program penguatan bagi SMA/MA yang ada untuk mengoptimalkan potensi mereka menuju perguruan tinggi terbaik dunia.
Sementara Sekolah Garuda Baru fokus pada pembangunan sekolah menengah atas (SMA) berasrama di daerah yang minim akses pendidikan berkualitas.
Presiden Prabowo Subianto menargetkan pembangunan 20 Sekolah Garuda baru dan 80 Sekolah Garuda Transformasi untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam bidang sains dan teknologi.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.