Jakarta (ANTARA) - Denmark membuat gebrakan dengan mengakui hak kekayaan intelektual warga negaranya atas wajah dan suara mereka dalam upaya menekan masalah deepfake, manipulasi suara, gambar, dan video menggunakan kecerdasan buatan.
"Kami sekarang mengirimkan pesan yang jelas kepada semua warga negara, bahwa mereka memiliki hak atas tubuh, suara, dan fitur wajah mereka sendiri," kata Menteri Kebudayaan Denmark Jakob Engel-Schmidt sebagaimana dikutip dalam siaran Diversity News pada Kamis (3/7).
Peraturan hak cipta yang memungkinkan warga mematenkan wajah dan suara mereka diharapkan bisa menekan penggunaan deepfake untuk melakukan tindak kejahatan.
Perlindungan semacam ini sangat penting pada masa kecerdasan artifisial memudahkan penyalinan identitas manusia secara digital.
Baca juga: Deepfake suara diprediksi jadi ancaman siber pada 2025
Rancangan undang-undang baru tentang hak cipta di Denmark juga memberikan klausul yang lebih kuat bagi musisi dan seniman agar ekspresi mereka tidak dieksploitasi tanpa persetujuan.
Inisiatif baru Denmark mengakui identitas individu lebih dari sekadar karakteristik biologis – sebagai elemen dengan makna budaya, sosial, dan pribadi signifikan yang harus dilindungi dengan rasa hormat yang sama seperti ekspresi keberagaman manusia lainnya.
Inisiatif tersebut didukung secara luas oleh semua partai di parlemen Denmark.
Baca juga: Polri tangkap penyebar "deepfake" Presiden Prabowo
Masalah akibat penggunaan deepfake yang menonjol antara lain terjadi dalam pemilihan umum di Amerika Serikat tahun lalu.
Ketika itu, deepfake suara Joe Biden dirilis menjelang pemilihan umum di New Hampshire dan menyebabkan Biden kehilangan banyak suara.
Selain itu, hasil deepfake Brad Pitt pada awal 2025 digunakan penipu untuk memanipulasi seorang perempuan paruh baya di Prancis sehingga dia mengalami kerugian 850.000 dolar AS.
Baca juga: Kemkomdigi gandeng CSO siapkan alat deteksi "deepfake"
Baca juga: Kemkomdigi siapkan regulasi untuk atas bahaya "deepfake"
Penerjemah: Livia Kristianti
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.