Kudus (ANTARA) - Empat legenda bulutangkis Indonesia berbagi kisah bangganya setelah nama mereka diabadikan sebagai piala pada Polytron Superliga Junior 2025 di GOR Djarum, Kudus, pada 15-21 September.
“Saya enggak percaya lah, dulu kan memperebutkan piala, tiba-tiba sekarang nama saya ada di situ,” kata mantan juara dunia dan peraih emas Olimpiade 2016, Tontowi Ahmad, di Kudus, Minggu.
Empat nama baru yang kini terpatri di trofi Superliga Junior adalah Tontowi Ahmad, Liliyana Natsir, Sigit Budiarto, dan Maria Kristin Yulianti.
Mereka digunakan sebagai titel piala untuk empat kategori terbaru yang dipertandingkan tahun ini.
Keempatnya adalah Piala Tontowi Ahmad (U-13 putra), Piala Liliyana Natsir (U-13 putri), Piala Sigit Budiarto (U-15 putra), dan Piala Maria Kristin Yulianti (U-15 putri).
Bagi Owi, sapaan akrabnya, penamaan piala ini tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Baca juga: Superliga Junior 2025 kian kompetitif, munculkan beragam juara berbeda
“Mudah-mudahan bisa mengapresiasi anak-anak, bisa menjadi motivasi buat anak-anak agar bisa berprestasi seperti sosok piala yang mereka perebutkan,” tambahnya.
Hal senada dirasakan oleh Liliyana Natsir. Ia juga terkejut saat pertama kali mendapat pemberitahuan bahwa namanya dijadikan titel trofi.
“Kaget juga, tiba-tiba ada Piala Liliyana Natsir. Semoga dengan piala ini jadi pada tahu. Liliyana Natsir yang mana, prestasinya apa, oh Maria Kristin yang mana,” kata Butet, sapaan akrab pasangan ganda campuran Owi tersebut.
Ia menilai penghormatan ini penting untuk mengenalkan kembali sejarah bulutangkis Indonesia kepada para pemain muda.
Maria Kristin Yulianti yang peraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008 juga mengungkapkan kebanggaannya.
Baca juga: Liem Swie King kritik latihan atlet bulu tangkis yang kurang keras
Ia berharap kehadiran piala yang membawa nama legenda memberi dampak langsung terhadap pengalaman bertanding para atlet muda.
“Pertama kali dikasih tahu ya pasti kaget. Bangga juga. Kalau harapannya, supaya mereka lebih berpengalaman juga untuk bermain di beregu,” tutur Maria.
Sementara itu, Sigit Budiarto menilai penamaan piala ini bukan hanya bentuk apresiasi, tetapi juga simbol penghormatan kepada para mantan atlet.
“Begitu dikasih tahu nama mau dijadikan nama piala, kaget dan bersyukur juga ada apresiasi yang diberikan pada kami, mantan atlet. Bangga dan enggak menyangka juga,” ujar Sigit.
Sebelumnya, turnamen ini sudah menggunakan nama Susy Susanti (U-19 putri), Liem Swie King (U-19 putra), Hariyanto Arbi (U-17 putra), dan Yuni Kartika (U-17 putri) sebagai titel piala.
Baca juga: Djarum dominasi final Superliga Junior 2025, Thailand kirim dua wakil
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.