Garut (ANTARA) - Bupati Garut Abdusy Syakur Amin menyatakan segera mengumpulkan seluruh penyelenggara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Garut, Jawa Barat sebagai penyedia program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk membahas kualitas MBG agar tidak menimbulkan kerugian seperti keracunan.
"Yang pasti kami sudah meminta ke Pak Sekda untuk mengumpulkan SPPG," kata Bupati kepada wartawan di Garut, Kamis.
Ia menuturkan Pemkab Garut maupun pemerintah pusat saat ini terus berupaya membenahinya, di antaranya meminta pihak SPPG untuk menjaga kualitas makanan yang disajikan kepada anak-anak di sekolah.
Baca juga: Bupati Garut: Dapur MBG yang diduga sebabkan siswa keracunan ditutup
Pemanggilan terhadap SPPG itu, kata dia, sebagai tindaklanjut dari adanya kejadian ratusan siswa yang mengalami keracunan yang diduga setelah menyantap makanan program MBG di Kecamatan Kadungora sampai akhirnya harus menjalani perawatan medis.
"Mengingatkan kembali tentang pentingnya menjaga kualitas, mengembangkan prosedur keamanan, dan keamanan makanan yang menurut saya sudah disampaikan oleh BGN," katanya.
Ia menyampaikan adanya kejadian dugaan keracunan MBG pada siswa di Kadungora itu tidak hanya mendapatkan perhatian dari Pemkab Garut, tapi juga sejumlah kementerian, dan juga rencananya anggota DPR RI akan datang ke Garut.
Baca juga: Dinkes Garut: Siswa korban keracunan diduga dari MBG kembali sehat
Kasus di Garut itu, kata dia, ada enam ratusan orang yang mengalami gejala keracunan makanan, dan saat ini kondisinya sudah sehat.
Terkait hasil uji laboratorium sampel makanan yang dikonsumsi siswa, kata dia, belum ada, namun nanti ada pihak berwenang yang akan menyampaikan hasilnya ke publik.
Menurut dia, pelaksanaan program MBG tersebut tentunya harus menempuh prosedur yang berlaku, kewenangan tersebut yakni pihak Badan Gizi Nasional (BGN).
"Saya yakin BGN juga punya prosedur tertentu yang dilakukan untuk menjamin semua itu, sesuai dengan aturan," katanya.
Baca juga: DPRD Garut: Penyebab siswa keracunan makanan harus diungkap tuntas
Sebelumnya Dinkes Garut mendeteksi jumlah korban yang mengalami gejala keracunan sebanyak 657 orang, 19 orang di antaranya dirawat dan saat ini semuanya sudah sehat.
Kejadian itu berawal dari sejumlah siswa yang mengeluhkan sakit seperti pusing, mual, dan muntah-muntah setelah menyantap makanan yang disajikan di sekolahnya yakni MA Maarif Cilageni, SMA Siti Aisyah, dan SMP Siti Aisyah, kemudian SDN 2 Mandalasari di Kecamatan Kadungora pada Selasa (16/9).
Baca juga: Dinkes Garut belum pastikan MBG sebagai penyebab siswa keracunan
Kondisi siswa tersebut semakin parah, kemudian dilakukan pemeriksaan kesehatan, Rabu (18/9) sampai akhirnya mulai bermunculan siswa dengan mengeluhkan sakit yang sama ke puskesmas.
Dinkes Garut sudah mengambil sampel makanan yang dikonsumsi korban untuk dilakukan uji laboratorium, namun sudah sepekan belum ada laporan hasilnya.
Baca juga: Bupati Garut: Kasus keracunan makanan harus jadi pelajaran semua pihak
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.