Tanjung Selor (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Pemerintah Kabupaten Bulungan memperkuat kolaborasi untuk mewujudkan Kebun Raya Bunda Hayati Bulungan sebagai pusat konservasi flora endemik.
“Proyek ini bertujuan tidak hanya melestarikan keanekaragaman hayati lokal, tetapi juga menjadi sarana edukasi dan rekreasi berbasis lingkungan,” kata Ketua Pengembangan Kawasan Pusat Sains dan Kebun Raya BRIN Suhendar di Tanjung Selor, Jumat.
Ia mengungkapkan bahwa pengembangan kebun raya ini difokuskan pada penanaman pohon-pohon endemik yang menjadi ciri khas Bulungan, khususnya buah-buahan endemik.
Saat ini telah tertanam 27 jenis buah endemik Kabupaten Bulungan di kebun raya ini. Antara lain buah Lepiu, Rambai, dan Elay.
"Nanti kita juga melakukan penanaman pohon-pohon endemik yang menjadi ciri khas Bulungan ini, sehingga pohon-pohon yang ada saat ini akan lebih banyak lagi ke depannya," jelasnya.
Bupati Bulungan, Syarwani, menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam pembangunan Kebun Raya Bunda Hayati.
Ia optimistis kebun raya seluas kurang lebih 80 hektar yang terletak di jantung kota Tanjung Selor ini menjadi satu-satunya kebun raya di Kalimantan Utara yang terintegrasi dengan berbagai aktivitas, termasuk kegiatan kebudayaan.
Untuk kelanjutan pengembangannya, Pemerintah Kabupaten Bulungan telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp30 miliar melalui APBD 2025.
Dana ini digunakan untuk pembangunan infrastruktur dasar serta penataan di dalam kawasan.
"Insyaallah kita target selesai nanti pada 2026. Kita sudah koordinasikan dengan BRIN, dan pada launching di tahun depan akan dihadiri langsung Kepala BRIN," ujar Syarwani.
Terkait isu dampak lingkungan, Suhendar kemudian menjelaskan bahwa pengembangan Kebun Raya Bunda Hayati Bulungan tidak akan signifikan memengaruhi peningkatan kadar oksigen secara global.
Ia menyatakan bahwa meskipun kawasan hijau seperti kebun raya memiliki manfaat ekologis yang besar, pengaruhnya terhadap peningkatan kadar oksigen di atmosfer relatif kecil dibandingkan dengan hutan tropis yang luas.
Meskipun demikian, BRIN tetap memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif ini sebagai langkah krusial dalam pelestarian lingkungan dan konservasi keanekaragaman hayati lokal.
Penambahan pohon-pohon endemik di Kebun Raya Bunda Hayati diyakini dapat meningkatkan produksi oksigen di area tersebut, meski dampaknya tidak bersifat global.
Baca juga: BRIN temukan 98 taksa baru flora-fauna & mikroorganisme sepanjang 2024
Baca juga: BRIN sebut flora Papua perlu diselamatkan melalui konservasi
Pewarta: Muh. Arfan
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025