Jakarta (ANTARA) - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Djarot Saiful Hidayat menanggapi santai dan tidak mempersoalkan wacana Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) menjadi calon kuat Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Menurutnya, hal tersebut merupakan urusan internal PSI yang tidak perlu dicampuri PDIP.
"Itu urusannya partai, otonomi masing-masing. Silakan saja. Kita tidak ngurus," kata Djarot saat ditemui awak media di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Jumat malam.
Ia menegaskan Jokowi sudah bukan lagi bagian dari partai berlambang banteng moncong putih itu, sehingga langkah politik yang diambil Jokowi ke depan bukan menjadi tanggung jawab partai berlambang banteng itu.
Baca juga: Ganjar minta kepala daerah PDIP sinkronkan program partai
"Kan dia juga bukan kader PDI Perjuangan. Kan sudah dipecat. Jadi silakan. Oke," ujarnya.
Sebelumnya, PSI membuka peluang kepada Jokowi untuk menjadi Ketua Umum partai tersebut, namun dengan syarat harus bergabung terlebih dahulu sebagai kader. Wacana ini muncul seiring kedekatan Jokowi dengan PSI dalam beberapa agenda politik menjelang Pemilu 2024.
Menanggapi hal itu, Djarot menegaskan kembali bahwa PDIP menghormati kedaulatan partai lain dalam menentukan arah organisasi dan kepemimpinannya.
"Kalau PSI ingin mengangkat siapa pun sebagai ketua umum, itu hak mereka. Kita tidak dalam posisi ikut campur," tegas Djarot.
Baca juga: Hasto bantah kepemilikan hp dengan nomor bernama Sri Rejeki Hastomo
Sementara itu, Jokowi mengaku masih memperhitungkan peluang kemenangan jika mendaftar maju sebagai kandidat calon ketua umum PSI.
Ia mengaku tak ingin kalah jika telah memutuskan untuk memperebutkan kursi PSI 1 yang kini diduduki anak bungsunya, Kaesang Pangarep.
"Ya masih dalam kalkulasi. Jangan sampai kalau nanti misalnya saya ikut saya kalah," kata Jokowi, Rabu (14/5).
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025