BPH Migas: Pasokan energi dan kondisi geologi di Lombok aman

1 month ago 18
Untuk konsumen nelayan dan petani, kami mengimbau agar menggunakan surat rekomendasi, sehingga pelayanan di semua SPBU bisa digunakan dengan baik...,

Jakarta (ANTARA) - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memastikan pasokan energi dan kondisi geologi di Lombok, NTB, dalam kondisi aman selama Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

"BPH Migas sebagai Koordinator Posko Nasional Sektor ESDM Periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 bersinergi dengan PT Pertamina Patra Niaga, PT PLN (Persero), dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) di wilayah NTB untuk memastikan pasokan energi, pelabuhan penyeberangan, dan pemantauan gunung berapi dalam kondisi aman dan terkendali," ujar Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman di sela pemantauan ke Pos Pengamatan Gunung Api Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Selasa (24/12/2024).

Dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, Saleh mengatakan untuk memastikan ketersediaan pasokan energi, kesiapan pelabuhan penyeberangan, serta kondisi geologi, BPH Migas melakukan pemantauan ke berbagai lokasi strategis di wilayah Lombok, NTB, pada 22-24 Desember 2024.

"Selama tiga hari, kami melakukan pemantauan untuk melihat lokasi-lokasi strategis maupun vital di wilayah Lombok, termasuk Pelabuhan Lembar dan Pelabuhan Kayangan, infrastruktur ketenagalistrikan PLN, beberapa SPBU, Depot LPG Sekotong, dan juga mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Api Sembalun. Alhamdulillah, secara umum kondisinya aman, masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan pasokan energi," ungkapnya.

Untuk ketersediaan BBM, berdasarkan pemantauan ke SPBU di jalur lintas menuju Pelabuhan Lembar ke arah Bali, stok BBM terjaga baik dan mencukupi apabila terjadi peningkatan kebutuhan.

Meski pasokan cukup, BPH Migas tetap mengimbau masyarakat menggunakan BBM subsidi secara tepat dan menggunakan QR code.

"Untuk konsumen nelayan dan petani, kami mengimbau agar menggunakan surat rekomendasi, sehingga pelayanan di semua SPBU bisa digunakan dengan baik. Jika tidak menggunakan QR code dan tidak menggunakan surat rekomendasi tentu saja tidak akan dilayani," ujarnya.

Sedangkan, untuk kondisi kelistrikan di NTB, saat ini juga cukup stabil dan aman dalam menghadapi Natal dan tahun baru.

Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman (kanan) saatbmelakukan pemantauan ke berbagai lokasi strategis di wilayah Lombok, NTB, pada 22-24 Desember 2024. ANTARA/HO-BPH Migas

Sementara itu, Sales Area Manager Pertamina Patra Niaga Wilayah NTB Agung Kaharesa menambahkan, pihaknya secara berkala melakukan pengecekan takaran dan kualitas BBM yang akan dijual dari SPBU kepada konsumen untuk memastikan mutunya.

"Pertamina sangat siap dalam menyambut masa Natal/Tahun Baru 2024/2025 dengan menyiagakan infrastruktur baik dari terminal BBM, LPG, maupun SPBU yang ada di NTB," katanya.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTB Sudjarwo menjelaskan beban puncak kelistrikan di Lombok diperkirakan terjadi pada 2 Januari 2025 dan Sumbawa pada 31 Desember 2024.

Menurut dia, jika terjadi gangguan pembangkit, maka sistem kelistrikan di Lombok akan ditopang Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Paok Motong, Mobile Power Plant (MPP) Jeranjang, dan Lombok Peaker.

Sementara, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi NTB Sahdan mengatakan, dari beberapa kegiatan dan uji inspeksi yang dilakukan di lapangan, pihaknya optimistis ketersediaan pasokan selama libur Natal dan tahun baru cukup dan diharapkan masyarakat dapat terlayani dengan baik.

Untuk kondisi gunung berapi di NTB, Saleh juga mengatakan dalam kondisi aman.

"Sebagai gunung api yang berstatus waspada, Gunung Rinjani saat ini Alhamdulillah dalam kondisi aman. Untuk masyarakat atau wisatawan yang ingin menghabiskan waktu menyambut tahun baru di Lombok ini atau mengunjungi Sembalun, tetap perlu berhati-hati karena sedang musim hujan dan pengamat gunung api kita di sini siap memberikan penjelasan jika datang di Pos Pengamatan Gunung Api," imbuh Saleh.

Sementara, Pengamat Gunung Api Pos Pengamatan Gunungapi Rinjani Nizwaril Hamdi menambahkan, aktivitas Gunung Rinjani saat ini berada di level 2 atau Waspada, dengan area berbahaya berada di sekitaran Gunung Barujari.

"Untuk pendaki tidak disarankan untuk menyeberang ke Gunung Barujari karena di situ area bahayanya," ungkapnya.

Nizwaril pun menyarankan para pendaki yang ingin naik ke Gunung Rinjani, tidak membuat tenda di daerah rawan longsor.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2024

Read Entire Article
Rakyat news | | | |