Jakarta (ANTARA) - Badan Gizi Nasional (BGN) meminta Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terus memperkuat komunikasi guna menanggapi isu keamanan pangan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Seiring meningkatnya perhatian publik terhadap isu pangan dan gizi, peran SPPG tidak lagi sebatas teknis. SPPG bukan hanya dapur pelayanan gizi, tetapi juga wajah BGN serta ujung tombak program MBG di mata masyarakat. Apa yang dilakukan SPPG di lapangan, baik besar maupun kecil, akan ikut memengaruhi bagaimana publik memandang program dan lembaga ini," ujar Kepala Biro Hukum dan Humas BGN Khairul Hidayati dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu.
Hida menekankan pentingnya peran komunikasi publik dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap Program MBG. Ia menambahkan Presiden Prabowo Subianto telah memberikan amanat besar kepada BGN untuk menjalankan program prioritas nasional melalui MBG, sehingga SPPG berperan vital untuk mewujudkan MBG yang dapat meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia.
Menurutnya, setiap peristiwa yang menyangkut pangan dan gizi akan cepat menyebar dan memengaruhi persepsi publik, termasuk beberapa insiden keamanan pangan yang belakangan mencuat.
"Kondisi tersebut menuntut kita untuk tidak hanya sigap dalam pelayanan, tetapi juga mampu menjelaskan dengan baik kepada publik. Masyarakat berhak memperoleh informasi yang jernih, akurat, dan meyakinkan, sehingga komunikasi publik tidak bisa lagi dianggap tambahan, tetapi bagian yang menyatu dengan pelayanan," ucap Hida.
Baca juga: BGN: Penerima MBG di Kendari capai 51.571 orang per September 2025
Ia menegaskan, komunikasi publik kini harus menjadi bagian integral dari pelayanan gizi. Kepala SPPG selain harus fokus pada operasional, juga dituntut mampu menjadi representasi BGN di daerah.
"Kita tentu menyadari bahwa komunikasi publik bukan perkara mudah. Ada keterbatasan sumber daya, derasnya arus informasi di media sosial, hingga ekspektasi masyarakat yang semakin tinggi. Namun, saya percaya tantangan ini bisa kita hadapi bersama," paparnya.
Hida menekankan, dengan memanfaatkan teknologi digital, memperkuat kapasitas sumber daya manusia, dan membangun jejaring komunikasi yang solid, seluruh SPPG bisa menjadikan tantangan-tantangan tersebut sebagai peluang.
Program MBG, lanjut dia, bisa berhasil melalui kolaborasi dari seluruh pihak, termasuk keterlibatan masyarakat secara luas.
"Pelayanan yang baik harus berjalan beriringan dengan komunikasi yang baik. Inilah prinsip sederhana yang perlu kita pegang bersama karena pada akhirnya, kualitas layanan gizi tidak hanya diukur dari seberapa baik kita bekerja, tetapi juga dari seberapa besar masyarakat merasa dilibatkan, dihargai, dan mendapatkan kepastian dari kita," tutur dia.
Baca juga: BGN pastikan penanganan maksimal kasus keracunan MBG Banggai Kepulauan
Baca juga: BGN: MBG dijalankan utamakan prinsip dasar keseimbangan gizi
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.