Berkembangnya Tren Hewan Peliharaan Picu Permintaan Tanaman di China

1 month ago 6

Lanzhou (ANTARA) - Di dataran tinggi yang sejuk di wilayah Minxian di Provinsi Gansu, China barat laut, rumput yang dahulu ditanam khusus untuk kuda pacu kini menjadi makanan untuk jutaan hamster, cincila, dan marmot di seluruh China.

Rumput ekor kucing, juga dikenal sebagai timothy grass, diperkenalkan ke China dari luar negeri pada tahun 1940-an. Saat tumbuh, tanaman ini tampak seperti ekor kucing yang berbulu halus. Selama puluhan tahun, rumput ini dijual dalam jumlah besar, tetapi sering kali gagal mendapatkan pembeli. Namun, dengan berkembangnya industri hewan peliharaan di China belakangan ini, tanaman tersebut telah menemukan tujuannya yang baru.

Pada 2017, Li Guxia, seorang pengusaha muda yang kembali dari kota besar, melihat peluang dalam e-commerce dan mulai menjual rumput ekor kucing seberat 500 gram secara daring. Apa yang sebelumnya merupakan komoditas curah tiba-tiba menemukan pasar baru, dengan para pemilik hewan peliharaan di kota-kota seperti Beijing dan Shanghai begitu antusias membeli rumput yang dikemas rapi dan bersedia membayar lebih untuk hewan peliharaan kecil kesayangan mereka. Kaya serat dan mudah dicerna, rumput ekor kucing dengan cepat menjadi produk wajib bagi pencinta hewan peliharaan di seluruh China.

Terletak di tepi Dataran Tinggi Qinghai-Tibet, iklim dingin dan lembap di wilayah ini menyediakan kondisi ideal bagi rumput ekor kucing untuk tumbuh subur.

Saat ini, wilayah Minxian memiliki lebih dari 6.666 hektare lahan rumput ekor kucing, yang menyumbang lebih dari 85 persen dari total produksi di China, dengan 19.000 rumah tangga mencari nafkah dari tanaman ini.

Proses pengeringan sangatlah penting, karena 12 kilogram rumput segar akan menyusut menjadi 1 kilogram jerami harum. Agar oven-oven pengering tanaman dapat tetap menyala selama masa panen, perusahaan listrik setempat memasang transformator 200 kVA baru di Desa Lizhu, menurut Lin Wenpeng, pimpinan Lizhu Forage Family Farm di daerah tersebut.

Lin, yang dahulu merupakan seorang pekerja migran, kini mengelola sekitar 33 hektare lahan rumput ekor kucing dan bahkan mengirimnya ke Malaysia melalui e-commerce lintas perbatasan. Tahun lalu, pendapatan kotornya mencapai 1 juta yuan (1 yuan = Rp2.272) berkat tanaman ini.

Sementara itu, warga lainnya telah mengembangkan produk-produk yang lebih beragam. Li Guxia bersama timnya telah mengembangkan lebih dari 70 produk, termasuk stik kunyah dan pasir mandi untuk hewan peliharaan. Dia juga berencana untuk menyesuaikan produk bagi setiap hewan berukuran kecil yang mengonsumsi rumput ekor kucing, menciptakan produk khusus untuk hewan-hewan itu.

Wang Wenjuan, manajer umum Gansu Jiazhiyuan Agricultural Development Co., Ltd., menyadari potensi besar yang dimiliki rumput ekor kucing. Dengan semakin banyaknya pemilik hewan peliharaan berusia muda yang memperlakukan hewan peliharaan kecil mereka seperti keluarga dan berinvestasi untuk kesejahteraan mereka, permintaan pun ikut meningkat.

Pada 2023, perusahaannya memperluas jangkauannya dengan membuka toko di Amazon, platform lintas perbatasan terbesar di dunia, dan mulai mengekspor rumput ekor kucing secara internasional, menurut Wang.

Berkembangnya ekonomi hewan peliharaan di China juga secara perlahan mengubah tradisi pertanian kuno di Minxian menjadi praktik yang lebih berkelanjutan.

Bao Weiping, kepala pusat peternakan di Minxian, mengatakan bahwa wilayah tersebut terkenal dengan tanaman obat yang banyak digunakan dalam pengobatan tradisional China (traditional Chinese medicine/TCM).

Bagi petani lokal, merotasi rumput ekor kucing dengan tanaman-tanaman TCM tidak hanya memberi kesempatan bagi tanah untuk beristirahat, tetapi juga menyempurnakan strukturnya, imbuh Bao.

Sementara itu, di wilayah Zhangxian, Yang Xiaoyong telah menyewa sekitar 133 hektare lahan dan mempekerjakan 20 pekerja setempat untuk membudidayakan rumput ekor kucing. Bahkan rumput kualitas rendah pun laku keras, dapat digunakan sebagai pakan untuk menggemukkan ternak lokal.

Setelah menjual hasil panennya sendiri seharga 20.000 yuan tahun ini, Wang Huanping kini memperoleh tambahan 100 hingga 200 yuan sehari dengan mengeringkan rumput di perusahaan industri pakan ternak milik Yang.

Populasi hewan peliharaan di wilayah perkotaan China sendiri telah mencapai 120 juta ekor pada 2024, menurut Buku Putih Industri Hewan Peliharaan China 2025.

Industri hewan peliharaan China saat ini berada dalam periode pertumbuhan pesat dan diproyeksikan akan naik menjadi 811,4 miliar yuan pada 2025, menurut laporan tahunan industri hewan peliharaan oleh KPMG China.

Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |