Pasuruan (ANTARA) - Badan Karantina Indonesia (Barantin) dukung perusahaan untuk memiliki fasilitas laboratorium (lab) karantina dengan standar internasional demi mendukung proses produksi dan distribusi produk.
Kepala Barantin Sahat M Panggabean menyatakan, pihaknya akan membantu proses yang diperlukan perusahaan dalam membangun fasilitas laboratorium karantina mandiri sesuai regulasi.
"Barantin memiliki fasilitas balai karantina di seluruh provinsi di Indonesia, namun seiring tingginya pergerakan ekonomi maka jika ada perusahaan yang mampu memenuhi kualifikasi dapat membangun lab karantina sendiri," kata Sahat saat peresmian Laboratorium Karantina PT Syngenta Seed Indonesia di Pasuruan, Jawa Timur, Kamis.
Sahat menegaskan meski hadir pihak di luar Barantin yang melaksanakan kegiatan karantina sendiri, ia memastikan seluruh aktivitas tersebut sepenuhnya tetap menjadi tanggung jawab dan berada di bawah pengawasan Barantin.
Ia menjelaskan tugas Barantin adalah untuk memastikan benih-benih, produk pertanian lain, serta komoditas-komoditas lain yang didistribusikan antar pulau di Indonesia aman dan bebas dari penyakit.
Selain itu, perusahaan juga harus bisa melengkapi syarat teknis dan administratif jika ingin memiliki lab karantina mandiri.
Hal-hal teknis yang menjadi penentu adalah kemampuan lab perusahaan dalam menganalisis sesuai ketentuan-ketentuan dan target-target laboratorium yang ditentukan Barantin terkait kesehatan produk.
Tak hanya itu, perusahaan juga harus sudah berstandar internasional ditunjukkan dengan kepemilikan sertifikat ISO 17025 terkait kualitas dan kompetensi berbagai institusi termasuk laboratorium pengujian dan kalibrasi.
"Kami mendukung jika ada perusahaan yang mau membangun lab karantina sendiri sesuai ketentuan. Hal itu juga dapat membantu Barantin serta memastikan produksi dan distribusi produk perusahaan jadi lebih teratur," kata Sahat.
Sementara itu, Kepala Produksi dan Pasokan Syngenta Indonesia Christian Bayu menjelaskan, pihaknya merupakan salah satu produsen benih di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 40 hingga 45 persen.
Ia berharap dengan adanya lab karantina mandiri milik perusahaan maka kegiatan distribusi dapat lebih teratur tanpa harus antre proses karantina di balai karantina milik Barantin.
Hal itu dinilai Bayu dapat mendorong produksi benih perusahaan untuk meningkat dan menjadi lebih terukur.
Baca juga: Indonesia perkuat ekspor tepung ikan ke China
Baca juga: Biosecurity buat RI hasilkan produk primer kualitas tinggi
Baca juga: Beragamnya opsi negara pemasok gandum buat harga kompetitif
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah/Fahmi Alfian
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.