Bogor, Jawa Barat (ANTARA) - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menekankan pentingnya distribusi pangan yang aman dan lancar tanpa mengabaikan aturan over dimension over load (ODOL) demi menjaga stabilitas ekosistem pangan nasional.
"Tolong ini menjadi concern kita juga. Seharusnya yang menjelaskan ODOL ranah dari Menteri Perhubungan, Menko Infrastruktur, tapi karena saya ini terkait sama pangannya, distribusi pangannya supaya jangan terhambat," kata Arief di sela meninjau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Citra Sinergi Peduli di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Menurut dia, ODOL memang dapat menurunkan biaya pengiriman per unit, namun hal yang perlu menjadi perhatian selain melanggar aturan adalah risiko terhadap keselamatan kendaraan dan infrastruktur menjadi beban besar yang harus diperhitungkan secara menyeluruh.
Arief mencontohkan, ketika truk melebihi kapasitas dari 10 ton menjadi 12 ton, maka selain membahayakan keselamatan karena rem tidak optimal, jalan raya juga akan lebih cepat mengalami kerusakan parah.
"Kemarin saya diskusi khusus juga sama Pak Menko (Pangan), yang pertama jalannya jadi cepat rusak, itu biayanya tinggi. Yang kedua keamanan kendaraannya, orang kalau biasa kapasitas 10 (ton) kemudian jadi 12 atau 13 atau 15 (ton), itu kalau direm juga susah, makanya sering ada rem blong," tuturnya.
Ia mengapresiasi langkah pemerintah dan aparat yang menertibkan pelanggaran ODOL.
Dia juga mengingatkan agar distribusi pangan dilakukan dengan ketentuan yang telah ditetapkan sehingga tidak merugikan petani termasuk supir truk, hingga konsumen daerah konsumsi.
Distribusi pangan yang tersendat akibat ODOL tidak hanya menghambat suplai, tetapi juga berisiko menaikkan harga di pasaran, membuat peternak dan pelaku logistik kesulitan mempertahankan kelangsungan usaha.
Arief mengajak semua pihak menjadikan keselamatan dan kelancaran distribusi pangan sebagai tanggung jawab bersama, karena aturan dibuat bukan untuk dilanggar, melainkan untuk ditaati demi kebaikan bersama.
Menurut dia, menjaga rantai pasok pangan tetap berjalan dengan patuh pada aturan ODOL adalah solusi bijak agar tidak terjadi kecelakaan, kerugian ekonomi, dan kelangkaan pangan akibat distribusi yang terganggu.
"Sudah ada aturannya, itu bukan untuk dilanggar. Jadi aturan harus ditaati, keamanan pangan juga harus dijaga. Kemudian keamanan berkendara juga harus dijaga, supply chain juga harus dijaga," kata Arief.
Baca juga: Sampah pangan bisa bernilai ekonomi sebelum dibuang
Baca juga: Bapanas: Demo ODOL berpotensi sebabkan keterlambatan pasokan pangan
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.