Jakarta (ANTARA) -
Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Kepulauan Seribu menggelorakan budidaya sayuran di daerah kepulauan di Provinsi DKI Jakarta tersebut sebagai upaya membangun ketahanan pangan.
“Kegiatan panen sayuran merupakan bagian dari program ketahanan pangan berbasis masyarakat,” kata Kepala Suku Dinas KPKP Kepulauan Seribu, Nurliati usai memanen sayuran di Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) Arung Palaka Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, Kamis.
Menurut dia, panen ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara warga, RPTRA, dan PKK mampu memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
Baca juga: Warga Pulau Tidung panen 27 kg sayuran dukung ketahanan pangan
"Panen ini merupakan hasil kerja sama antara Pokja PKK dan pengelola RPTRA dalam memberdayakan lahan hijau untuk budidaya tanaman pangan," ujarnya.
Selain untuk konsumsi, kegiatan ini juga berfungsi sebagai edukasi dan pemberdayaan bagi masyarakat lokal agar mandiri dalam memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
“Kami terus berupaya membangun ketahanan pangan mulai dari keluarga dengan melibatkan masyarakat menanam tumbuhan pangan di pekarangan rumah,” kata dia.
Dalam kegiatan itu, pihaknya memanen 1,7 kilogram sayur selada dan 3,8 kilogram sayur pakcoy yang kemudian didistribusikan kepada warga sekitar, pengelola RPTRA, serta kader PKK setempat
Sementara itu, Lurah Pulau Kelapa Muslim berharap kegiatan serupa dapat terus dilanjutkan untuk membantu masyarakat, khususnya warga yang membutuhkan.
Baca juga: Kepulauan Seribu salurkan bantuan bibit tanaman bagi warga
Baca juga: Pulau Seribu tanam 247 bibit pohon sukun untuk ketahanan pangan
Dirinya berharap hasil panen ini bisa membantu warga yang mengalami kekurangan pangan agar tetap bisa mencukupi kebutuhan lauk makan bagi keluarganya.
“Ke depan, kegiatan seperti ini harus terus digalakkan sebagai bagian dari pertahanan pangan yang penting untuk keberlangsungan dan kesehatan kita semua,” kata Muslim.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.