Jakarta (ANTARA) - Akhir dari film "Captain America: Brave New World" (2025) memiliki implikasi besar bagi masa depan jagat sinematik Marvel (MCU) – belum lagi pertarungan melawan Hulk merah, dan beginilah semua terjadi.
Dilansir dari Dexerto, Jumat, film anyar Captain America mengikuti cerita Sam Wilson (diperankan Anthony Mackie) menyelidiki rencana jahat dalam memicu Perang Dunia 3 dengan menyabotase Presiden Thaddeus 'Thunderbolt' Ross (diperankan Harrison Ford).
Dengan kekuatan monster akibat radiasi gamma, Ross dimungkinkan untuk bertransformasi menjadi Hulk merah dan menimbulkan kekacauan negara saat ia kehilangan kendali.
Adegan berikutnya, menunjukkan Sam mencoba menghentikan Hulk merah, dengan melawannya, dan berhasil mengembalikan Ross ke kondisi normal. Setelah peristiwa tersebut, Ross mengundurkan diri sebagai presiden.
Pengunduran diri Ross sebagai presiden membuat kepemimpinan di Amerika Serikat lowong. Itu berpotensi memicu kekacauan politik dan menjadi alur cerita menarik untuk film atau serial MCU selanjutnya.
Setelah sadar kembali menjadi manusia, Ross kemungkinan akan menghadapi konsekuensi atas tindakannya sebagai Hulk merah dan peran serta keterlibatannya dalam rencana jahat yang lebih besar.
Meskipun Ross sudah tidak menjadi ancaman saat ini, kemungkinan ia akan kembali menjadi Hulk merah di masa depan masih ada.
Baca juga: Daftar film bioskop yang akan tayang di Bulan Februari tahun 2025
Marvel Studios bisa jadi akan terus mengembangkan alur cerita ini dalam film dan serial TV mereka yang akan datang.
Namun "Captain America: Brave New World" sukses membuktikan bahwa Sam adalah Captain America yang layak.
Dia bertarung habis-habisan, dengan mengiris Hulk merah dan menghindari serangannya – sampai Hulk merah meraihnya dan merobek salah satu sayapnya.
Syukurlah, sayap yang tersisa (yang dibuat dengan teknologi negeri Wakanda) menyerap begitu banyak energi sehingga ketika Sam menusuk Hulk dengan itu, itu menyebabkan ledakan besar yang menjatuhkan mereka berdua.
Sam menjelaskan kepada kompatriotnya, Joaquin alias Falcon (diperankan Danny Ramirez) bahwa dia merasa harus bertarung sesempurna mungkin: karena jika tidak, itu akan mengecewakan semua orang. “Itu tekanan. Itu membebani kamu... itu membuat kamu bertanya-tanya apakah itu sudah cukup,” katanya.
Baca juga: Daftar film dan serial Marvel Cinematic Universe yang tayang di 2025
Joaquin membalasnya dengan mengatakan tidak akan gentar dengan tekanan itu. “Saya juga menginginkannya, kawan,” katanya.
Sam menggoda Joaquin tentang “timing”-nya ketika bertarung di udara (yang mencelakakan sampai ia harus meringkuk di rumah sakit).
Sam menyuruh Joaquin langsung menyiapkan pakaian (sebagai Falcon) ketika dia pulih dari luka-lukanya, karena “dunia membutuhkan Avengers," katanya.
Peristiwa itu patut diduga mengarah pada pembentukan tim superhero baru dan mengingatkan lagi dengan film "Captain America: The First Avenger" (2011) era Steve Rogers.
Sebelum film berakhir, Ross mendapat kejutan: kunjungan dari putrinya Betty, menandai penampilan pertama aktris Liv Tyler di MCU sejak 2008 dalam film "The Incredible Hulk".
Baca juga: Jadwal rilis dan alur cerita film "Captain America: Brave New World"
Betty tersenyum dan menawarkan untuk tinggal dan berbicara sebentar dengan sang ayah, dan Ross berkata, “Saya ingin itu”.
Busur cerita "The Incredible Hulk" juga menampilkan aktor Tim Blake Nelson sebagai "Samuel Sterns". Pada film tahun 2008 itu, Samuel Sterns terpapar darah Hulk dari luka terbuka di dahinya.
Kejadian itu harus dibayar mahal dan berdampak pada jalan cerita film "Captain America: Brave New World".
Terungkap bahwa Ross ketika masih seorang jenderal militer di film "The Incredible Hulk" (dan diperankan oleh aktor yang lain yakni mendiang William Hurt) menahan Sterns di "Camp Echo One" selama 16 tahun setelah peristiwa The Incredible Hulk.
Dengan meningkatkan paparannya terhadap gamma, Sterns memperoleh kecerdasan manusia super, yang mampu memecahkan “perhitungan yang mustahil”.
Baca juga: Trailer "Captain America:Brave New World" bocorkan laga panas Red Hulk
Ross menggunakan Sterns untuk menyelesaikan semua masalahnya, seperti “think tank” pribadinya dalam meraih kursi kepresidenan.
Ross juga membutuhkan Sterns untuk hal lain: dia sedang sekarat, jadi Sterns membuat pil untuk membuatnya tetap hidup.
Pilnya berhasil, tetapi Sterns menginfus itu dengan gamma – dan Sterns terus meningkatkan dosisnya selama bertahun-tahun. Hal itu menyebabkan Ross bisa berubah menjadi Hulk merah di film.
Sterns juga mengembangkan metode pengendalian pikiran, memicu siapa pun yang dia pilih dengan sebuah lagu: "Mr Blue" oleh The Fleetwoods. Inilah yang membuat Captain Isaiah Bradley (diperankan oleh Carl Lumbly) mencoba membunuh Ross di awal film, dan itu juga yang menyebabkan kekacauan di Celestial Island.
Sterns memutar musik melalui alat komunikasi pilot pesawat tempur AS, memaksa mereka menyerang angkatan laut Jepang yang hendak merebut kandungan Adamantium (logam yang dianggap lebih keras dari Vibranium).
Untungnya, Captain America dan Falcon menghentikan mereka dalam pertempuran di udara yang epik, hingga menyebabkan Falcon terluka.
Dalam adegan pasca kredit, Sam terlihat mengunjungi Samuel Sterns di penjara karena ia langsung menyerahkan diri setelah Captain America menggagalkan rencananya.
Baca juga: Film "Captain America" ganti subjudul baru
Penerjemah: Abdu Faisal
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025