Jakarta (ANTARA) - Majelis Masyayikh menggelar asesmen penjaminan mutu Ma’had Aly tahap kedua dengan fokus pada penguatan budaya mutu pendidikan pesantren yang mandiri, berkelanjutan, dan berakar pada nilai-nilai khas pendidikan Islam tertua tersebut.
“Asesmen ini bukan soal dinilai atau menilai, tetapi tentang bagaimana pesantren memahami dan mengembangkan potensi dirinya sendiri. Fokus utama asesmen Ma’had Aly adalah internal quality culture atau budaya mutu yang tumbuh dari dalam,” ujar Ketua Majelis Masyayikh Abdul Ghaffar Rozin di Jakarta, Jumat.
Asesmen ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, yang menegaskan kedudukan pesantren sebagai lembaga pendidikan dengan kekhasan, kemandirian, serta peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ada 13 Ma’had Aly di 11 kota/kabupaten pada empat provinsi yang dilakukan asesmen yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Sebanyak 26 asesor diterjunkan untuk melaksanakan asesmen tersebut.
“Dalam bahasa undang-undang, ini sejalan dengan semangat kemandirian dan kekhasan pesantren sebagai sumber utama dalam mewujudkan budaya mutu,” ujar Gus Rozin.
Baca juga: Standar mutu Ma'had Aly disusun, jawab tantangan regenerasi ulama
Menurut dia, pelaksanaan asesmen tahap kedua Ma'had Aly ini sebagai langkah strategis lanjutan dalam penguatan ekosistem mutu pendidikan pesantren yang kolaboratif dan berkelanjutan.
Dalam kerangka standar tarbiah, kegiatan ini tidak hanya menilai capaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL), tetapi juga memperkuat kualitas proses pembelajaran, penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, serta pelaksanaan karya ilmiah (bahts), dan pengabdian masyarakat (khidmah) sebagai bagian integral dari pengembangan mutu Ma’had Aly.
Direktur Pesantren Kementerian Agama Basnang Said menekankan penguatan mutu harus berakar pada karakter dan nilai khas pesantren.
“Melalui asesmen ini, kita memastikan bahwa penguatan mutu tidak menyeragamkan, tetapi justru memperkuat kekhasan itu. Kemandirian mutu berarti pesantren mampu menjaga jati diri sekaligus beradaptasi dengan perkembangan zaman,” kata dia.
Mudir Ma’had Aly Al-Tarmasi Pacitan Ahmad Fauzan menyampaikan apresiasi atas asesmen yang dilakukan Majelis Masyayikh.
Dia mengatakan asesmen tersebut bukan sekadar evaluasi formalitas, tetapi kesempatan untuk mendapatkan masukan konstruktif dari para asesor.
“Kami merasa didampingi dan termotivasi untuk memperkuat kualitas akademik, tradisi keilmuan, dan pelayanan kepada mahasantri. Asesor hadir bukan untuk menghakimi, tetapi mendampingi. Ini menjadi ruang belajar bersama antara asesor dan pengelola Ma’had Aly,” ujarnya.
Selain penguatan akademik, asesmen ini juga mempererat hubungan antara Majelis Masyayikh, Dewan Masyayikh, dan lembaga pesantren dalam membangun sistem mutu yang saling menopang.
Baca juga: Majelis Masyayikh gelar asesmen perdana Ma'had Aly
Baca juga: Majelis Masyayikh latih asesor Dikdasmen demi perkuat mutu pesantren
Baca juga: Majelis Masyayikh gelar pelatihan asesor Ma'had Aly jaga ruh pesantren
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: M. Hari Atmoko
								Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































