Anak Indonesia berhak merdeka dari penyakit dengan vaksin

3 weeks ago 12

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan menyebutkan, masih dalam suasana peringatan Hari Kemerdekaan RI perlu diingat bahwa anak memiliki hak untuk merdeka dari penyakit melalui pemberian vaksin.

"Bahwa setiap anak Indonesia berhak untuk merdeka dari penyakit, tumbuh sehat dan memiliki kesempatan yang sama. Dalam hal ini salah satunya adalah kesempatan untuk mendapatkan imunisasi dalam mencegah penyakit-penyakit menular yang ada khususnya di Indonesia ini," kata Direktur Promosi Kesehatan dan Kesehatan Komunitas Kemenkes Elvieda Sariwati.

Dia menjelaskan di Jakarta, Senin, bahwa untuk menjaga kesehatan masyarakat, bukan hanya membutuhkan ketersediaan layanan serta vaksin yang memadai, namun juga perubahan perilaku dan menumbuhkan kesadaran secara kolektif.

"Pandemi COVID-19 memberi kita pelajaran berharga bahwa banyak orang tua menunda imunisasi anak karena takut, ragu atau terpapar hoaks. Akibatnya cakupan imunisasi bisa menjadi turun," dia menyebutkan.

Oleh karena itu, pihaknya bersama berbagai mitra pembangunan dari lintas sektor, seperti Global Health Strategies (GHS). Dia menyebutkan, sejak penandatanganan nota kesepahaman bersama GHS pada tahun lalu, banyak hal dalam komunikasi dan edukasi publik mengenai pentingnya imunisasi yang sudah tercapai.

Baca juga: Wamenkes imbau warga tak perlu khawatir soal penggunaan vaksin

Dia menyebutkan, kolaborasi juga menjadi penting, seperti ditunjukkan oleh pengalaman menghadapi wabah polio, yang ditanggulangi melalui keterlibatan para tokoh dan organisasi masyarakat serta mitra global untuk menggalakkan edukasi bagi publik.

"Dan pendekatan sosial dan behavior change sangat penting. WHO melalui kerangka behavior and social drivers membantu kita memahami faktor-faktor yang mendorong atau menghambat keputusan imunisasi," katanya.

Menurutnya, media sosial menjadi salah satu peluang untuk mengedukasi, karena cakupannya yang luas.

"Kita lihat data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) itu bahwa pengguna internet di tahun 2024 itu 221,5 juta jiwa. Dan kemudian dari survei penetrasi internet di Indonesia juga bahwa tingkat penetrasi internet Indonesia mencapai 79,5 persen," katanya.

Namun demikian, perlu ada pengawasan agar hasil edukasi dapat tercapai, mengingat komunikasi melalui media sosial hanya satu arah.

Baca juga: Kemenkes gencarkan vaksinasi atasi wabah campak di Sumenep

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |