Amal Jariyah: Tiga perbuatan baik yang pahalanya terus mengalir abadi

1 month ago 7

Jakarta (ANTARA) - Dalam ajaran Islam, terdapat amal-amal istimewa yang dikenal sebagai amal jariyah, yakni perbuatan baik yang pahalanya tetap mengalir meski pelakunya telah tiada. Nilai tak terhingga ini menjadi dorongan bagi umat Muslim untuk terus menebar kebaikan selama hidupnya.

Keutamaan tersebut tercermin dalam tiga amal utama yang ditegaskan Rasulullah SAW, yang menjadi pedoman bagi setiap Muslim untuk meninggalkan jejak kebaikan yang abadi. Amal ini tidak hanya bermanfaat di dunia, tetapi juga memberikan pahala berkelanjutan hingga setelah wafat.

Tiga amal utama

Menurut hadits Nabi Muhammad SAW, diriwayatkan oleh Imam Muslim, sebagaimana disampaikan Abu Hurairah RA:

“Apabila anak Adam telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang selalu mendoakannya.”

Baca juga: Syafaat di Hari Kiamat: Inilah 4 amalan yang perlu diamalkan

1. Sedekah jariyah

Sedekah jariyah yaitu sedekah yang manfaatnya terus dirasakan banyak orang, seperti mendirikan masjid, mewakafkan tanah, mushaf Al-Qur’an, sumur, atau pohon yang berbuah dan memberi manfaat.

2. Ilmu yang bermanfaat

Pengetahuan yang diajarkan dan diamalkan oleh orang lain. Setiap penggunaan ilmu tersebut menjadikan pelakunya turut mendapatkan pahala, walau telah wafat.

3. Doa anak saleh

Anak yang saleh dan senantiasa mendoakan orang tuanya meskipun orang tua telah tiada, menjadi sumber pahala yang terus mengalir.

Perluasan amal jariyah dalam hadits lain

Selain tiga amal di atas, beberapa hadits lain memperluas cakupan amal jariyah, menyebutkan hingga tujuh atau lebih jenis amal yang pahalanya mengalir terus:

• Tujuh Amal dalam Riwayat Baihaqi (dan Ibnu Majah):

• Mengajarkan ilmu agama

• Mengalirkan sungai (membangun sistem irigasi)

• Menggali sumur

• Menanam pohon kurma

• Membangun masjid

• Mewariskan mushaf Al Quran

• Meninggalkan anak yang senantiasa meminta ampunan untuk orang tua yang telah wafat.

Baca juga: 5 keutamaan menjawab adzan, amalan ringan berpahala besar

Lebih dari tujuh dalam Riwayat Ibnu Majah

Di antara amal yang menyusul seseorang setelah wafat disebutkan:

• Ilmu yang disebarkan

• Anak saleh yang ditinggalkannya

• Mewariskan mushaf Al-Qur’an

• Membangun masjid

• Membangun rumah untuk musafir (rumah inap)

• Membuat sungai (irigasi)

• Sedekah saat hidup.

Amal jariyah merupakan bentuk investasi spiritual yang berdampak panjang. Al-Waqf (wakaf), penyebaran ilmu, dan mendidik anak saleh adalah inti dari amal ini. Namun hadits lain memperluas cakupan, mencakup pembangunan sarana ibadah, infrastuktur umum, media dakwah (seperti mushaf), hingga pemberdayaan sosial semua menjadi sumber pahala meski pelakunya telah tiada.

Dengan demikian, mengamalkan amal jariyah bukan hanya sekadar ibadah di dunia, melainkan warisan abadi bagi masa depan akhirat. Mengajak keluarga dan masyarakat serta menciptakan karya bermanfaat adalah cara terbaik untuk membangun pahala yang terus mengalir ikhlas untuk dunia dan akhirat.

Baca juga: Waspada, ini sifat dan perilaku yang bisa menghapus amalan baik

Baca juga: 7 amalan sunnah Bulan Muharram yang dianjurkan Islam

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |