Sumba Timur (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Menteri Transmigrasi (Mentrans) Muhammad Iftitah Sulaiman melakukan panen raya tebu di kawasan Transmigrasi Melolo, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Di lokasi ini hadir sebuah industri yang penting untuk mendukung tercapainya ketahanan sekaligus swasembada pangan, utamanya gula. Ini yang menjadi salah satu prioritas Bapak Presiden Prabowo Subianto,” ujar AHY, seusai panen raya tebu, di Sumba Timur, Selasa.
Kehadiran dirinya ke kawasan tersebut dalam rangka mengawal daerah yang sebelumnya dianggap tertinggal, karena tingkat kemiskinan masih tinggi, diiringi berbagai tantangan alam seperti tanah kering, bebatuan, tandus, sehingga sulit dikembangkan menjadi perkebunan.
Kendati menghadapi pelbagai persoalan, PT Muria Sumba Manis (MSM) disebut mampu mengembangkan industri gula yang sukses di kawasan Transmigrasi Melolo berkat penggunaan teknologi pada tingkatan sangat baik.
“Kita bisa semakin kompetitif bukan hanya di tingkat kawasan kita, tetapi juga bahkan untuk pasar dunia,” ujar AHY.
Dia mengharapkan Pemerintah dan PT MSM bisa terus berkolaborasi dengan baik dalam rangka mengembangkan kawasan transmigrasi yang harus terus diberdayakan. Hal ini mengingat semangat transmigrasi tak lagi berfokus dengan memindahkan manusia, tetapi meningkatkan kesejahteraan para transmigran karena memperoleh pekerjaan.
Di PT MSM sendiri, ada sekitar 3.500 tenaga kerja yang sudah terserap, bahkan hingga 6 ribu orang pada saat musim panen tebu.
Menko AHY menilai jumlah tenaga kerja di PT MSM dapat ditingkatkan lagi seiring adanya pengembangan infrastruktur jalan dan pelabuhan yang memadai. “Termasuk juga bagaimana nanti kawasan ini bukan hanya difokuskan untuk produktivitas gula saja, tetapi juga bisa dikembangkan untuk hal-hal yang lain. Yang jelas, masyarakat harus hidup nyaman di sini,” kata dia lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Mentrans menegaskan bahwa kawasan Transmigrasi Melolo akan dijadikan pilot project transmigrasi baru berbasis industrialisasi dan investasi.
“Proyeksi kami ke depan di 6-7 tahun ke depan itu jika total pemanfaatan lahan transmigrasi yang 10 ribu hektare (ha) saja, bahkan sampai dengan rencananya 16 ribu hektare, itu bisa menyerap tenaga kerja sampai dengan 11.200 tenaga kerja,” ujar Iftitah.
Baca juga: PG Assembagoes Situbondo sudah giling tebu 367.000 ton pada tahun ini
Baca juga: ID FOOD tingkatkan target produksi gula pada musim giling 2025
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.