Bandung (ANTARA) - Pemerintah menyalurkan 365,54 ribu ton beras Bantuan Pangan secara serentak bagi 18,27 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia, dengan kegiatan dipusatkan secara simbolis di Markas Kodam III Siliwangi Bandung, Jawa Barat, Kamis, dan ditinjau oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetya Adi mengatakan penyaluran yang dilakukan oleh pihaknya dan Badan Urusan Logistik (Bulog) dengan melibatkan unsur TNI/Polri dan pemerintah daerah ini, untuk stimulus perekonomian periode bulan Juni dan Juli 2025.
"Bantuan pangan ini, merupakan bagian dari stimulus ekonomi untuk bulan Juni dan Juli. Dua bulan ini digabungkan untuk beberapa wilayah, dengan sasaran sebanyak 18,27 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM)," kata Arief selepas pemantauan secara daring penyaluran Bantuan Pangan daerah, di Kodam III Siliwangi Bandung, Kamis.
Baca juga: Bapanas: Peluncuran beras SPHP jaga daya beli dan stabilitas harga
Untuk Jawa Barat sendiri, jumlah penerima manfaat beras bantuan pangan bulan Juni dan Juli 2024 ini diperkirakan sekitar 3,4 juta keluarga, dengan tonase beras mencapai 69,2 ribu ton.
Di lokasi yang sama, Dirut Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan demi memastikan bantuan pangan ini tepat sasaran, pihaknya menggunakan aplikasi bantuan pangan.
"Semua penerima manfaat harus masuk dalam daftar dari Dinas Sosial. Setelah itu, mereka akan menerima undangan berbentuk secarik kertas dengan barcode," katanya.
Setelah sampai di lokasi pengambilan beras, kata Ahmad, kode batang (barcode) tersebut akan dipindai dan data penerima dicocokan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Baca juga: Bulog Yogyakarta salurkan bantuan pangan beras di Minggir Sleman
"Dan jika cocok, beras bantuan 10 kilogram per bulan ini bisa diterima oleh yang bersangkutan," ucapnya.
Di Markas Kodam III Siliwangi, beras bantuan pangan ini disalurkan pada warga di tiga kelurahan yakni Merdeka, Babakan Ciamis dan Braga.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
