31 negara Arab-Islam kecam pernyataan Netanyahu tentang "Israel Raya"

1 month ago 13

Kairo (ANTARA) - Sebanyak 31 negara Arab dan Islam, Liga Arab, Organisasi Kerja Sama Islam, dan Dewan Kerja Sama Teluk dengan tegas mengecam pernyataan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tentang mewujudkan apa yang disebut "Israel Raya" dalam sebuah pernyataan bersama.

Pernyataan yang dirilis pada Jumat (15/8) malam waktu setempat tersebut mengecam pernyataan PM Israel itu sebagai "pelanggaran terang-terangan" terhadap hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang terkait, menegaskan ketidakabsahan setiap tindakan atau keputusan apa pun yang bertujuan untuk melegitimasi pendudukan, termasuk aktivitas permukiman di wilayah Palestina yang diduduki.

Negara-negara yang menandatangani pernyataan tersebut meliputi Aljazair, Bahrain, Bangladesh, Chad, Komoro, Djibouti, Mesir, Gambia, Indonesia, Irak, Yordania, Kuwait, Lebanon, Libya, Maladewa, Mauritania, Maroko, Nigeria, Oman, Pakistan, Palestina, Qatar, Arab Saudi, Senegal, Sierra Leone, Somalia, Sudan, Suriah, Turkiye, Uni Emirat Arab (UEA), dan Yaman.

Pernyataan itu menyebut komentar Israel sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasional negara-negara Arab, kedaulatan negara-negara, serta perdamaian dan keamanan regional dan internasional.

Foto menunjukkan pengiriman bantuan pangan melalui udara ke wilayah Sudan di barat laut Kota Gaza pada 15 Agustus 2025. ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad

Pernyataan tersebut juga dengan tegas mengecam persetujuan menteri keuangan berhaluan ekstrem kanan Israel, Bezalel Smotrich, terhadap rencana permukiman di wilayah "E1" dan pernyataan radikalnya yang menolak pembentukan negara Palestina. Lebih lanjut pernyataan itu juga menekankan bahwa Israel tidak memiliki kedaulatan atas wilayah Palestina yang diduduki.

Pernyataan itu memperingatkan tentang bahaya serius dari niat dan kebijakan Israel yang bertujuan untuk mencaplok wilayah Palestina, dan menegaskan kembali perlunya gencatan senjata di Jalur Gaza, serta memastikan akses kemanusiaan tanpa syarat.

Lebih lanjut, pernyataan itu juga menegaskan penolakan terhadap pengusiran rakyat Palestina dalam bentuk apa pun dan dengan dalih apa pun.

Sebelumnya pada pekan ini, Netanyahu mengatakan kepada i24 TV News bahwa dia merasa sedang menjalankan "misi historis dan spiritual," dan bahwa dia "sangat" terikat pada visi "Tanah Perjanjian dan Israel Raya."

Pada Rabu (13/8), Smotrich mengatakan dia telah menyetujui pembangunan 3.401 unit perumahan untuk pemukim di kawasan yang sangat kontroversial di Tepi Barat yang diduduki.

Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |