YLPI Buntet Pesantren: Ponpes jadi ujung tombak peradaban bangsa

4 days ago 7

Cirebon (ANTARA) - Kepala Bidang Kepesantrenan Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren KH Mohammad Luthfi menegaskan pondok pesantren (ponpes) memiliki peran penting sebagai ujung tombak pendidikan nasional yang memajukan peradaban bangsa.

Ia menilai peran santri dalam sejarah Indonesia tidak dapat dipandang sebelah mata karena pendidikan di tanah air bermula dari pesantren, jauh sebelum lahirnya lembaga pendidikan formal.

“Santri jangan dianggap tradisional atau kolokan. Pendidikan awal di Indonesia berasal dari pesantren,” ujar Luthfi di Cirebon, Rabu.

Ia menuturkan Hari Santri Nasional yang diperingati setiap 22 Oktober bukan sekadar seremoni, melainkan pengingat atas peran besar santri dalam perjalanan sejarah dan peradaban Indonesia.

Pihaknya menyampaikan apresiasi kepada pemerintah pusat yang telah menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional, karena kebijakan itu menjadi pengakuan negara atas jasa dan perjuangan kaum santri.

Setiap peringatan momen tersebut, pihaknya selalu meliburkan seluruh aktivitas belajar mengajar di semua jenjang pendidikan, mulai dari dasar hingga perguruan tinggi.

Baca juga: Menteri PPPA sebut santri berperan penting bangun SDM bangsa

“Setiap tahun semua lembaga pendidikan di Buntet kami liburkan untuk menghormati Hari Santri,” ujarnya.

Ia mengatakan Buntet Pesantren merupakan salah satu ponpes tertua di Indonesia, yang berdiri sejak 1750 Masehi.

Ia menjelaskan pada tahap pertama pesantren ini hanya memiliki harapan, kemudian menumbuhkan cita-cita, serta sekarang Ponpes Buntet mendedikasikan diri sepenuhnya bagi bangsa dan negara.

Menurut dia, pemerintah telah memberikan perhatian lebih besar terhadap keberlangsungan dan pengembangan pesantren agar tetap menjadi pilar utama pendidikan karakter bangsa.

Selain itu, ia menegaskan pesantren, seperti Ponpes Buntet Cirebon, memiliki karakter inklusif yang terbuka bagi siapa pun tanpa memandang latar belakang sosial maupun budaya.

Sikap keterbukaan itu, kata dia, menjadi keistimewaan bagi Ponpes Buntet sejak awal berdirinya, serta menjadikannya sebagai pusat pendidikan dan pembinaan karakter yang mampu menampung keberagaman.

Baca juga: Anggota DPR: Ditjen Pesantren bukti nyata keberpihakan Presiden

Ia menjelaskan konsep inklusif itu tercermin dari kehidupan para santri serta kiai yang tidak terpisah oleh batas atau pagar antarpondok. Semua pesantren di kawasan Buntet hidup berdampingan dan saling berbaur dengan masyarakat setempat.

Lurfhi menyampaikan Buntet Pesantren yang berdiri di lahan seluas 33 hektare, kini menaungi sekitar 71 pondok pesantren.

Ia menyampaikan saat ini jumlah santri yang menimba ilmu di Buntet Pesantren mencapai 8.000 santri mukim dan sekitar 2.000 santri kalong atau tidak menetap.

“Di sini tidak ada gerbang besar yang membatasi antarpondok. Semuanya menyatu, hidup berdampingan,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Cirebon Imron menilai Hari Santri Nasional 2025 merupakan momen penting untuk mengenang perjuangan kaum santri dalam mempertahankan kemerdekaan serta membangun moral bangsa.

Ia mengajak seluruh santri di Kabupaten Cirebon untuk terus memperkuat ilmu dan akhlak, agar mampu menjawab tantangan zaman tanpa meninggalkan nilai keislaman dan kebangsaan.

Imron menambahkan, pemerintah daerah berkomitmen mendukung kegiatan keagamaan dan pendidikan pesantren sebagai bagian dari pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkarakter.

“Pendidikan pesantren harus melahirkan santri yang unggul, adaptif, dan cinta tanah air,” tuturnya.

Baca juga: DPR: Pesantren harus jadi ruang aman dan bebas dari kekerasan
Baca juga: Fadli Zon: Pesantren turut membentuk wajah kebudayaan Indonesia

Pewarta: Fathnur Rohman
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |