China ajak Uni Eropa bekerja sama melawan proteksionisme ekonomi

4 hours ago 5

Beijing (ANTARA) - Pemerintah China mengajak Uni Eropa untuk bekerja sama dalam melawan gangguan dalam ekonomi global, termasuk proteksionisme.

"China dan Uni Eropa bersama-sama menguasai lebih dari sepertiga ekonomi dunia dan lebih dari seperempat perdagangan global. Selama China dan Uni Eropa memilih keterbukaan dan kerja sama yang saling menguntungkan, tidak akan kesempatan untuk mengubah tren globalisasi ekonomi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa (6/5).

Pada 6 Mei 2025, China dan Uni Eropa memperingati 50 tahun hubungan China-Uni Eropa yang dimulai pada Mei 1975 ketika Perdana Menteri China saat itu Zhou Enlai bertemu dengan Wakil Presiden Komisi Masyarakat Ekonomi Eropa Christopher Soames di China.

Dunia, ungkap Lin Jian, sedang mengalami perubahan drastis karena adanya unilateralisme, proteksionisme, politik kekuasaan serta hegemoni yang memberikan pukulan berat bagi tatanan internasional.

"Meski dunia berubah, selama China dan Uni Eropa memilih dialog dan kerja sama, tidak akan ada ruang untuk konfrontasi. Selain itu, upaya kedua belah pihak untuk mendukung multilateralisme, keterbukaan dan kerja sama tetap tidak berubah," tambah Lin Jian.

Perdagangan bilateral China-Uni Eropa, ungkap Lin Jian, telah melonjak dari 2,4 miliar dolar AS (sekitar Rp39,37 triliun) menjadi 785,8 miliar dolar AS (sekitar Rp12 kuadriliun) per tahun dalam 50 tahun terakhir, meningkat lebih dari 300 kali lipat. Sementara volume perdagangan untuk satu hari saat ini setara dengan satu tahun penuh pada masa lalu.

"China dan Uni Eropa memiliki sejarah, budaya dan sistem yang berbeda, tetapi selama kedua pihak saling menghormati jalur pembangunan dan sistem sosial masing-masing, mencari titik temu dan mengatasi perbedaan, kita selalu dapat mencapai kemajuan bersama dan hasil yang saling menguntungkan," ungkap Lin Jian.

China, kata Lin Jian, juga menyambut baik perjalanan Presiden Dewan Eropa Antonio Costa dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen ke China untuk menghadiri putaran baru KTT China-Uni Eropa.

Selain itu, pemerintah China dan Parlemen Eropa juga sudah mencapai kesepakatan untuk mencabut sepenuhnya sanksi terhadap setiap Anggota (serta keluarga mereka) dan Komite Parlemen Eropa.

Sanksi yang dijatuhkan oleh China pada 22 Maret 2021 kepada 10 individu dan 4 entitas Uni Eropa, termasuk lima Anggota Parlemen Eropa dan Subkomite Hak Asasi Manusia Parlemen Eropa.

Sanksi tersebut, melarang orang-orang yang terkena sanksi memasuki wilayah China sehingga menyebabkan Parlemen Eropa menghentikan semua dialog resmi dengan China.

"Dalam situasi saat ini, kedua pihak menyadari pentingnya meningkatkan dialog dan kerja sama. Sesuai kesepakatan antara kedua belah pihak, China dan Parlemen Eropa memutuskan untuk mencabut sepenuhnya pembatasan dialog langsung secara bersamaan," ungkap Lin Jian.

Lin Jian menyebut keputusan tersebut diharapkan dapat mendukung pemulihan hubungan China dan Uni Eropa melalui pertukaran informasi antara badan legislatif.

"Hal ini akan memberikan dorongan baru untuk hubungan China-Uni Eropa yang lebih sehat, stabil dan berkelanjutan," kata Lin Jian.

Uni Eropa juga akan mempertimbangkan untuk mengubah tarif atas kendaraan listrik ke harga minimum.

Pada Oktober 2024, Uni Eropa menaikkan variasi tarif pada kendaraan listrik buatan China, contohnya tarif 17 persen untuk kendaraan buatan pabrikan BYD dan 35,3 persen tarif untuk kendaraan merek SAIC, di atas bea masuk mobil standar.

Rencana itu terjadi pasca Presiden AS Donald Trump menetapkan tarif 245 persen atas barang-barang China dan 20 persen untuk barang-barang dari Uni Eropa per pada 9 April 2025 meski kemudian dihentikan sementara selama 90 hari kecuali untuk China.

Mobil asal China seperti BYD menguasai 8 persen pasar kendaraan listrik jenis "Battery Electric Vehicle" (BEV atau kendaraan listrik murni) pada 2023, tapi pertumbuhannya melambat sejak tarif Uni Eropa diterapkan pada 2024.

Baca juga: Komisi Eropa ingatkan China agar hindari eskalasi terkait tarif AS

Baca juga: China bersedia kerja sama dengan Eropa lawan proteksionisme

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |