Beijing (ANTARA) - Pemerintah China berharap dapat melanjutkan kerja sama dengan Perdana Menteri Singapura Lawrance Wang yang baru memenangi pemilu legislatif.
"Kami siap bekerja sama dengan pemerintah Singapura yang baru untuk memperkuat komunikasi dan pertukaran dan memperdalam kerja sama nyata," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa (6/5).
People's Action Party atau Partai Aksi Rakyat (PAP), partai penguasa Singapura, mempertahankan mayoritas besar di parlemen negara kota tersebut setelah memenangi 87 dari 97 kursi parlemen dalam pemilu legislatif pada Sabtu (3/5).
Kemenangan PAP itu memberikan Perdana Menteri Lawrence Wong untuk kembali memimpin.
"China menyampaikan ucapan selamat atas kemenangan tersebut," tambah Lin Jian.
Tahun 2025, ungkap Lin Jian, menandai peringatan 35 tahun hubungan diplomatik China-Singapura.
"China mementingkan pengembangan hubungan dengan Singapura serta ingin meningkatkan kemitraan China -Singapura secara menyeluruh dan berkualitas tinggi serta berorientasi ke masa depan," ungkap Lin Jian.
PAP memperoleh total 65,57 persen dari sekitar 82 persen pemilih atau 2.164.593 orang menggunakan hak pilihnya. Tempat Pemungutan Suara (TPS) dibuka pukul 8 pagi hingga 8 malam waktu setempat.
Sementara, partai oposisi utama Singapura, Partai Pekerja (WP), mempertahankan 10 kursi sisanya.
PAP yang tak pernah kalah dalam 13 pemilu legislatif sejak kemerdekaan Singapura pada 1965, menjadikannya sebagai satu-satunya partai yang mengajukan calon legislatif di semua daerah pemilihan (dapil) Singapura.
Hanya lima dari seluruh dapil di Singapura yang diperebutkan oleh lebih dari dua partai, sisanya dipertandingkan antara PAP dengan satu partai pesaing.
Masa kampanye hanya berlangsung selama sembilan hari menyusul pernyataan pelaksanaan pemilihan umum yang dikeluarkan pada 15 April.
"Warga Singapura memberi PAP mandat yang kuat untuk memerintah," kata Lawrence Wong dalam konferensi pers beberapa jam setelah hasil resmi diumumkan.
Lawrence Wong menyampaikan bahwa mandat tersebut akan menempatkan Singapura dalam posisi yang lebih baik untuk menghadapi situasi global yang bergejolak. Selain itu, (hasil) ini juga merupakan sinyal kepercayaan, stabilitas, dan keyakinan yang jelas terhadap pemerintah.
Ia juga mendesak para pemilih untuk memberinya dukungan yang kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global yang disebabkan oleh kebijakan tarif ketat Presiden AS Donald Trump.
Baca juga: Partai PAP Lawrence Wong menang besar lagi di pemilu Singapura
Baca juga: Gaya komunikasi PM Singapura merespons kebijakan tarif Trump
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025