WHO-UNICEF sarankan cuti melahirkan dengan upah dukung ibu menyusui

1 month ago 17

Jakarta (ANTARA) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF menyarankan adanya penerapan cuti melahirkan dengan upah untuk mendukung ibu menyusui dan menguatkan sistem dukungan bagi para perempuan untuk memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif.

Seluruh pihak baik pemerintah, dunia usaha, institusi kesehatan, sektor swasta, maupun masyarakat perlu mempercepat upaya dalam mendukung ibu menyusui dengan menerapkan kebijakan ramah keluarga, termasuk cuti melahirkan dengan upah, ruang laktasi, dan pengaturan kerja yang fleksibel.

"Dengan sistem dukungan yang lebih kuat, setiap ibu di Indonesia dapat memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk memberikan ASI eksklusif selama enam bulan penuh, demi memberikan awal kehidupan yang paling sehat bagi setiap anak," kata Perwakilan WHO untuk Indonesia Dr N Paranietharan dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Ia mengapresiasi peningkatan angka ASI eksklusif di Indonesia, yang menjadi sebuah pencapaian luar biasa sebagai bukti komitmen keluarga, komunitas, dan sistem kesehatan memadai.

Beberapa langkah lain yang dapat dilakukan untuk mendukung ibu menyusui di antaranya memperluas akses terhadap layanan konseling menyusui yang terampil melalui fasilitas kesehatan, layanan masyarakat, dan opsi jarak jauh seperti telekonseling dari Kementerian Kesehatan, serta memastikan seluruh fasilitas bersalin menerapkan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui.

Baca juga: AIMI dorong pemerintah tingkatkan kebijakan lindungi ibu menyusui

Kemudian, menegakkan kode internasional pemasaran pengganti ASI guna melindungi keluarga dari praktik pemasaran yang tidak etis serta mengintegrasikan edukasi tentang menyusui dalam kurikulum pelatihan tenaga kesehatan.

Sementara itu, Perwakilan UNICEF untuk Indonesia Maniza Zaman menekankan pentingnya investasi pada sistem dukungan bagi ibu menyusui untuk menciptakan jaring pengaman penting yang memastikan tidak ada ibu yang menghadapi tantangan menyusui seorang diri.

"Ketika perempuan dan bayi mereka berhasil menyusui dengan baik, hal ini akan menciptakan dampak positif berantai tidak hanya bagi tumbuh kembang anak, tetapi juga bagi ketahanan keluarga, kesehatan masyarakat, dan masa depan bangsa yang lebih baik," ucap Maniza.

Pekan ASI Sedunia diperingati di seluruh dunia setiap tanggal 1–7 Agustus. UNICEF dan WHO mengapresiasi komitmen berkelanjutan Pemerintah Indonesia dalam melindungi, mempromosikan, dan mendukung praktik menyusui. Angka pemberian ASI eksklusif pada bayi usia di bawah enam bulan terus meningkat dari 52 persen pada 2017 menjadi 66,4 persen pada 2024.

WHO dan UNICEF merekomendasikan pemberian ASI dalam satu jam pertama setelah kelahiran dan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan tanpa tambahan makanan atau cairan lain.

Baca juga: Dokter: Dukungan emosional dari lingkungan penting untuk ibu menyusui

Penelitian menunjukkan bahwa menyusui meningkatkan perkembangan kognitif anak-anak sebesar 3-4 poin IQ, mengurangi risiko kelebihan berat badan dan obesitas pada masa kanak-kanak, dan memberikan perlindungan seumur hidup terhadap penyakit tidak menular.

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |