Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa mengimbau seluruh pelaku industri pariwisata untuk memperkuat mitigasi risiko di destinasi wisata akibat gempa yang terjadi di Rusia.
"Kami mengimbau seluruh pelaku industri pariwisata untuk meningkatkan kewaspadaan, memperkuat mitigasi risiko, dan aktif memberikan edukasi kepada wisatawan mengenai prosedur keselamatan yang berlaku," kata Ni Luh saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu malam.
Informasi mengenai potensi bencana alam seperti tsunami menimbulkan kekhawatiran, baik bagi wisatawan maupun pelaku pariwisata di daerah terdampak. Meski demikian, Kemenpar ingin setiap pihak memahami bahwa keselamatan adalah prioritas utama dalam pengembangan sektor pariwisata nasional.
Baca juga: Kemenpar imbau pelaku wisata ikuti arahan otoritas imbas gempa Rusia
Oleh karena itu, Kementerian Pariwisata berkoordinasi secara intensif dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta pemerintah daerah setempat untuk memastikan sistem peringatan dini berjalan optimal dan informasi disampaikan secara akurat kepada masyarakat maupun wisatawan.
"Keselamatan dan kenyamanan wisatawan adalah bagian dari komitmen kami dalam membangun pariwisata yang tangguh, adaptif, dan bertanggung jawab," ucap Ni Luh.
Kementerian Pariwisata juga sudah mengeluarkan imbauan yang diunggah melalui akun Instagram resminya. Pelaku usaha diminta untuk mematuhi dan tanggap pada setiap arahan dari otoritas imbas dari gempa besar di Rusia.
BMKG juga turut mengeluarkan peringatan dini atas dampak dari gempa bermagnitudo 8,7 di Rusia. Dalam peringatan itu ada sejumlah wilayah di Indonesia timur yang terdampak, yakni Talaud, Kota Gorontalo, Halmahera Utara, Manokwari, Raja Ampat, Biaknumfor, Supiori, Sorong Utara, Jayapura dan Sarmi.
Gempa tersebut menyebabkan gelombang kecil di bawah 0,5 meter antara pukul 14.52 sampai 16.30 WIT.
Sementara Badan geologi Amerika Serikat USGS menyatakan bahwa tsunami dapat mencapai Jepang, Filipina, Alaska, Hawaii, Guam dan Indonesia.
Masyarakat dan wisatawan pun diminta terus mengikuti informasi lebih lanjut mengenai penanganan bencana dan titik evakuasi melalui kanal-kanal resmi dari pemerintah dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Baca juga: Otoritas Kamchatka cabut peringatan tsunami
Baca juga: Gempa terkuat sejak 1952 guncang Rusia, 30 susulan dan waspada tsunami
Baca juga: Kemlu: Tidak ada WNI terdampak gempa Kamchatka Rusia
Baca juga: Gelombang tsunami pasca gempa Rusia hantam pesisir Hawaii
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.