Jakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta kembali menjadi pusat perhatian bulu tangkis dunia dengan bergulirnya Indonesia International Challenge 2025 selama dua pekan berturut-turut di GOR Among Rogo mulai 11–16 November dan 18–23 November 2025.
Turnamen berlevel International Challenge hasil kolaborasi wondr by BNI, Badminton Asia Confederation, dan PBSI tersebut diikuti 258 atlet dari 12 negara. Indonesia menjadi peserta terbanyak dengan 114 atlet, disusul Malaysia yang menurunkan 59 pemain.
“Fasilitas venue, transportasi, dan akomodasi di Yogyakarta memenuhi standar internasional. Kinerja Pengprov PBSI juga sangat baik sehingga menjamin kelancaran kejuaraan,” ujar Ketua Panitia Pelaksana yang juga Waketum III PBSI, Armand Darmadji dalam keterangan tertulisnya, Selasa.
Baca juga: Ubed tambah amunisi Indonesia pada babak utama Kumamoto Masters 2025
Dukungan masyarakat Yogyakarta yang dikenal memiliki antusiasme tinggi terhadap bulu tangkis juga menjadi pertimbangan.
Penyelenggaraan turnamen internasional selama dua pekan disebut bakal memberi dampak pada ekonomi kreatif dan pariwisata daerah.
Waketum II PBSI yang juga Ketua Pengprov PBSI Yogyakarta, KPH Yudonegoro, mengatakan ajang ini menjadi kesempatan besar bagi atlet-atlet muda untuk melihat langsung standar kompetisi internasional.
“Turnamen ini bisa menjadi inspirasi bagi atlet-atlet belia di Yogyakarta. Kami berharap penyelenggaraan ini membawa manfaat tidak hanya bagi olahraga, tetapi juga bagi masyarakat dan citra kota,” ujar Kanjeng.
Sebagai sponsor utama, BNI menegaskan komitmen berkelanjutan dalam pembinaan bulu tangkis nasional. Melalui aplikasi wondr by BNI, BNI membuka booth khusus selama turnamen dan menyiapkan berbagai promo untuk pengunjung.
Ajang ini memperebutkan total hadiah 20.000 dolar AS (sekitar Rp333 juta), dengan tiket pertandingan dijual mulai Rp20.000 per hari di ticket box GOR Among Rogo.
Baca juga: Raymond/Joaquin harus puas jadi runner-up Korea Masters 2025
Baca juga: Festival SenengMinton 2025 dorong pembinaan bulu tangkis sejak dini
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































