Samarinda (ANTARA) - Wakil Menteri Kehutanan, Sulaiman Umar Siddiq menegaskan komitmen pemerintah pusat dan daerah untuk berkolaborasi dalam mengantisipasi dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), khususnya di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
"Kolaborasi ini adalah kunci, sesuai arahan dan perhatian khusus dari Bapak Presiden Prabowo Subianto yang sangat kuat terhadap isu lingkungan dan karhutla," ujar Sulaiman usai memimpin Apel Siaga dan Jambore Penanggulangan Karhutla 2025 di Samarinda, Rabu.
Wamenhut menyampaikan Kaltim memegang peranan strategis sebagai pusat pembangunan nasional. Oleh karena itu, provinsi ini diharapkannya dapat menjadi percontohan bagaimana pembangunan dapat berjalan selaras dengan kelestarian hutan dan lingkungan, terbebas dari ancaman karhutla.
Baca juga: Dishut Kaltim siaga karhutla jaga iklim kondusif di IKN
Meskipun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan puncak musim kemarau pada Agustus hingga September ini bersifat kemarau basah, Sulaiman mengingatkan adanya kenaikan suhu antara 0,3 hingga 0,6 derajat Celsius yang tetap memicu potensi kebakaran.
"Walaupun kemarau basah, kita tidak boleh lengah. Potensi kebakaran tetap menjadi perhatian serius kita bersama," tegasnya.
Berdasarkan data, sepanjang Januari hingga Juli 2025, terpantau 66 titik panas di wilayah Kaltim. Tim gabungan juga telah melakukan 39 operasi pemadaman sebagai tindakan responsif untuk mencegah api meluas.
"Angkanya mungkin tidak terlalu besar dibandingkan provinsi lain, namun antisipasi dini mutlak diperlukan. Kita berharap Kaltim tidak perlu sampai masuk status tanggap darurat seperti Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah," papar Sulaiman.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas'ud menyambut baik kehadiran penuh jajaran Kementerian Kehutanan sebagai bukti keseriusan pemerintah pusat.
Menurutnya, apel siaga dan jambore bukan sekadar seremonial, melainkan sebuah panggilan jiwa untuk menjaga bumi.
"Ini adalah panggilan jiwa untuk menyelamatkan kehidupan, tidak hanya untuk kita saat ini, tetapi juga untuk generasi anak cucu kita dari ancaman bencana ekologis," kata Gubernur Rudy.
Baca juga: BMKG: 107 titik panas tersebar di Kaltim pada akhir pekan
Baca juga: BNPB maksimalkan penanganan karhutla di Kaltim agar tak terus meluas
Rudy Mas'ud menegaskan bahwa penanganan karhutla harus didasarkan pada data yang akurat, bukan sekadar perasaan. Ia mengapresiasi Kementerian Kehutanan yang telah memanfaatkan teknologi untuk memonitor titik-titik rawan secara presisi.
"Kami di daerah siap mendukung penuh. Kami berkomitmen bekerja cepat, terencana, taktis, dan tuntas. Seluruh peralatan, mulai dari pompa jinjing, pompa panggul, hingga kendaraan taktis berkapasitas 1.000 liter telah kita siagakan untuk menjangkau lokasi sulit," jelasnya.
Kegiatan Apel Siaga dan Jambore yang berlangsung pada 6-8 Agustus 2025 juga melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari Manggala Agni, TNI, Polri, mahasiswa, komunitas pecinta alam, Pramuka hingga masyarakat peduli api.
Pewarta: Ahmad Rifandi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.