Wamenbud: Pemanfaatan teknologi buka peluang ekonomi di bidang budaya

6 hours ago 4

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kebudayaan (Wamenbud) Giring Ganesha Djumaryo mengajak generasi muda untuk memanfaatkan dan mengembangkan teknologi untuk membuka peluang ekonomi baru dari bidang kebudayaan.

"Tugas anak-anak muda adalah mengembangkan, memanfaatkan teknologi agar kebudayaan ini menjadi penghasilan, ada nilai ekonominya, ada bisnisnya," kata Giring di Jakarta Pusat, Minggu.

Dia menyampaikan hal tersebut dalam malam puncak kompetisi inovasi digital budaya "Budaya Go!". Kompetisi tersebut mendorong inovasi digital untuk menghadirkan nilai-nilai budaya dengan cara yang lebih modern, interaktif, serta mudah diakses masyarakat luas melalui pemanfaatan platform seperti gim, kecerdasan buatan, aplikasi, dan situs web.

Selain membuka peluang ekonomi, pemanfaatan teknologi dalam upaya tersebut juga berpotensi dapat menciptakan banyak lapangan kerja.

Baca juga: Wamenbud Giring dukung pembangunan Monumen Bahasa Nasional Penyengat

Ia mencontohkan, tim pengembang kecil yang konsisten menciptakan platform budaya berbasis digital dapat tumbuh menjadi tim besar yang menyerap banyak tenaga kerja.

Giring menekankan bahwa kehadiran teknologi, seperti kecerdasan buatan (AI), tidak seharusnya menggantikan peran manusia dan budayawan. Menurut dia, teknologi justru harus menjadi alat bantu untuk melestarikan budaya.

"AI tidak boleh menggantikan peran manusia dan budayawan, tapi AI harus terus membantu budayawan melestarikan dan memajukan kebudayaan," ujarnya.

Giring menyoroti besarnya kekuatan kebudayaan Indonesia di kancah global yang didorong oleh peran platform digital dan media sosial.

Baca juga: Wamenbud soroti pemanfaatan AI untuk pelestarian kebudayaan

"Kemarin di Konferensi Musik Indonesia, kita mengundang Spotify dan YouTube. Dua aplikasi raksasa ini menyatakan bahwa Indonesia adalah trigger country dunia," ucapnya.

Ia menjelaskan bahwa istilah trigger country dunia merujuk pada posisi Indonesia sebagai negara pemicu tren global. Konten yang viral di Indonesia, menurut dia, berpotensi ikut menjadi viral di berbagai negara lain.

"Apa pun yang viral, algoritmanya naik di Indonesia, akan mendorong konten tersebut menjadi luar biasa viral di dunia," ujarnya.

Giring mencontohkan tradisi pacu jalur dan lagu "Tabola Bale" yang tidak hanya dikenal luas di Indonesia, tetapi juga menarik perhatian audiens global di media sosial.

"Kemudian ada film-film horor kita di Netflix pasti selalu menjadi tontonan paling banyak juga di dunia," tambahnya.

Baca juga: Kemenbud umumkan pemenang kompetisi inovasi digital "Budaya Go!"

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |