Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno mendorong kemudahan bagi Pemerintah Daerah (Pemda), khususnya bagi kota-kota besar, untuk mengatasi permasalahan sampah yang kondisinya sudah akut.
Dia menyampaikan hal itu saat mengunjungi Wali Kota Solo Respati Ardi dan juga Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo untuk meninjau permasalahan sampah di kota tersebut. Menurut dia, Solo dan Yogyakarta adalah destinasi wisata internasional yang kaya dengan peninggalan warisan budaya.
"Tentu permasalahan sampah ini harus dicarikan solusinya segera," kata Eddy dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
MPR sebagai rumah kolaborasi, kata dia, berkomitmen untuk mempercepat dan mempermudah pemda mengatasi masalah sampah diantaranya dengan teknologi Waste to Energi (WtE).
Menurut dia, pendekatan WtE itu bisa memberikan dua manfaat sekaligus, yakni mengurangi secara signifikan tumpukan sampah yang tidak bisa ditampung di TPA dan menghasilkan sumber energi terbarukan.
Baca juga: Menteri LH ingatkan pemda jangan tunda aksi dan pengelolaan lingkungan
“Setelah dari Bandung, Tangsel, Solo dan Yogyakarta ini kami berkomitmen terus membangun kolaborasi dengan pemerintah daerah lainnya untuk membantu, mempercepat dan mempermudah dalam upaya mengatasi masalah sampah,” katanya.
Dia mengatakan bahwa penanganan krisis sampah memerlukan kerja dan kolaborasi pemerintah daerah, pemerintah pusat, BUMN dan bahkan juga swasta.
Dia menyampaikan bahwa saat ini dirinya ikut membantu pemerintah dalam merevisi Peraturan Presiden (Perpres) tentang penanganan sampah, termasuk dengan kementerian dan lembaga terkait.
Untuk itu, dia pun menyerap aspirasi dari Wali Kota Yogyakarta dan Wali Kota Solo mengenai masalah sampah yang dihadapi pemda serta aspirasi agar kebijakan penanganan sampah ini tepat sasaran.
“Aspirasi dan masukan ini menjadi bahan penting dalam penyempurnaan revisi Perpres sampah yang saat ini sedang berjalan,” kata dia.
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
