Okupansi kamar hotel di Mataram untuk MotoGP Mandalika capai 40 persen

2 hours ago 2
Memang ada beberapa hotel yang sudah sampai 70 persen yang dipakai peserta Asia Talent Cup. Itu sudah ramai, bahkan sudah penuh

Mataram (ANTARA) - Tingkat keterisian kamar (okupansi) hotel di Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika pada 3-5 Oktober 2025 sudah mencapai 40 persen.

"Okupansi hotel dari tanggal 3 sampai 5 Oktober itu sudah 30-40 persen. Memang ada beberapa hotel yang sudah sampai 70 persen yang dipakai peserta Asia Talent Cup. Itu sudah ramai, bahkan sudah penuh," kata Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM), I Made Adiyasa Kurniawan saat dihubungi melalui telepon di Mataram, Sabtu.

Ia mengatakan dari 2.800 kamar hotel yang menjadi bagian Asosiasi Hotel Mataram (AHM), pemesanan terbanyak dilakukan secara daring melalui aplikasi.

"Kalau agen wisata justru jauh berkurang. Mungkin kesulitan untuk jual paket-nya ya. Contoh di tempat kami sudah pesan 50 persen tapi belum dibayar. Rata-rata tempat lain juga begitu, mereka sudah pesan tapi kita belum masukkan dalam "booking" ya," ujarnya.

Sementara untuk kategori tamu, kata Adiyasa, masih kebanyakan berasal dari domestik. Sedangkan, dari mancanegara belum ada.

"Kalau dari mana asalnya kita belum tahu, apakah dari Jakarta atau daerah lain," terang Adiyasa.

Ditanya terkait harga kamar yang dipatok para pemilik hotel. Ia mengaku disesuaikan dengan kelas hotel apakah bintang atau non bintang.

"Kalau kisaran harga sesuai dengan informasi teman-teman sesuai kategori bintangnya. Mereka jual-nya rata-rata sesuai "publish rate". Memang lebih tinggi, karena September ini teman-teman jeblok (sepi) tamu," katanya.

Disinggung imbauan pemerintah daerah untuk tidak menaikkan harga terlalu tinggi saat MotoGP, Adiyasa menegaskan meski ada Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 9 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Akomodasi Tarif Hotel dan Transportasi, namun hal itu tidak diberlakukan lantaran pemesanan kamar belum begitu tinggi.

"Pergub itu kita tidak berlakukan. Meski kita masuk zona 2, tapi karena sekarang (tamu) lagi rendah, jadi kita belum pakai. Memang kita sudah diminta untuk jual di harga wajar dan kita setuju itu, tapi kita masih jual di harga wajar di periode itu (MotoGP), karena belum ada lonjakan, apanya kita tidak jual mahal," ujar Adiyasa.

Menurut dia, jika dibandingkan kondisi saat MotoGP pertama dan kedua (2022 dan 2023), dua minggu sebelum MotoGP berlangsung sudah habis kamar, tidak seperti yang terjadi saat ini.

"Saya jual di bawah "publish rate" aja belum laku kamar. Tapi mungkin mendekati hari H bisa jadi ramai. Tapi kita belum tahu nanti seperti apa. Yang jelas animo dari agen sekarang jauh berkurang, namun mereka (agen) sekarang lagi berjuang jual paket, karena kalau dulu berbondong sekarang belinya lebih individual," imbuhnya.

Ditanya apakah belum naiknya pemesanan kamar hotel ini karena penyelenggaraan MotoGP bersamaan dengan F1 di Singapura, pihaknya menegaskan tidak ada kaitannya.

Karena, antara F1 dan MotoGP memiliki basis penggemar yang berbeda. Selain itu, tiket F1 jauh lebih mahal dibanding MotoGP dan biaya hidup di Singapura juga jauh lebih tinggi.

"Meski transportasi jauh lebih murah dari Jakarta ke Singapura dibanding Jakarta-Lombok. Tapi, harga tiket nonton F1 itu jauh lebih mahal dibanding MotoGP. Jadi, tidak signifikan lah pengaruh (F1). Justru, kami menduga ini karena MotoGP Sepang, karena satu minggu setelah di Mandalika, MotoGP lanjut Malaysia, itu mungkin faktor yang mempengaruhi kenapa belum tinggi permintaan," katanya.

Baca juga: Dirut MGPA akui ada lonjakan harga kamar hotel jelang MotoGP Mandalika

Baca juga: MGPA optimalkan penonton lokal untuk meramaikan ajang MotoGP Mandalika

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |