Jakarta (ANTARA) - Indonesia memiliki tiga peran kontributif dalam memajukan keberlanjutan di kancah regional maupun global melalui Indonesia International Sustainability Forum (ISF) pada 10-11 Oktober mendatang, menurut seorang pengamat.
"Dalam konteks sustainability sebenarnya Indonesia memiliki tiga peran kontributif," kata pengamat hubungan internasional Andrea Abdul Rahman Azzqy saat dihubungi ANTARA di Jakarta pada Sabtu.
Pertama, kata dia, Indonesia secara konkret dapat menjadi laboratorium hidup untuk transisi hijau yang meliputi restorasi gambut dan pengembangan energi terbarukan. Kedua, Indonesia dapat berperan sebagai jembatan Global Selatan (negara berkembang).
"Indonesia bisa menjadi penghubung negara-negara yang dikatakan maju dengan negara-negara berkembang untuk arsitektur pendanaan green financing yang berkeadilan, di mana harus ada negosiasi yang jelas dan seimbang," kata Andrea.
Peran ketiga, Indonesia juga dapat memberikan advokasi atau bantuan hukum untuk keberlanjutan yang kontekstual dan memiliki komunitas dasar, budaya lokal, dan kearifan tradisional.
Dia juga menjelaskan bahwa Indonesia harus memperoleh hasil dari forum ISF, termasuk komitmen regional dan kemitraan strategis multisektor.
"Selain itu, Indonesia juga harus secara jelas dan konsisten meningkatkan profil diplomasi hijau," katanya.
Andrea berharap forum tersebut memiliki arti dan memberikan kontribusi nyata bagi seluruh pihak yang hadir.
"ISF bisa terlaksana jika pemerintah Indonesia, Menteri Luar Negeri Sugiono, dan Presiden Prabowo Subianto serius dalam hal ini," katanya, menambahkan.
Baca juga: Wamen LH ingatkan upaya keberlanjutan fondasi masa depan industri
Baca juga: Bappenas: Pembangunan Jakarta harus berorientasi pada keberlanjutan
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.