Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mendorong Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk menjadi dapur darurat bagi masyarakat terdampak bencana di Aceh Tamiang yang saat ini masih terisolir.
"Sudah koordinasi juga dengan BGN, kita akan kolaborasi bagaimana SPPG bisa jadi (dapur) darurat," kata Wakil Menteri (Wamen) PPPA Veronica Tan di Jakarta, Senin.
Selain berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN), pihaknya juga berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga (K/L) lainnya dalam menangani masyarakat terdampak di Aceh Tamiang, terutama perempuan dan anak.
Baca juga: BNPB tegaskan pemerintah pusat maksimal bantu Aceh Tamiang
"Koordinasi antar-kementerian juga. Harapan kita bisa bantu dengan cepat," kata Wamen PPPA Veronica Tan.
Ia menyebut pemerintah terus memperbaiki akses menuju Aceh Tamiang.
Kepala Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) Suharyanto menyebut kondisi di Aceh Tamiang mulai membaik karena bantuan sudah bisa kembali masuk melalui jalur darat, dengan 216 desa masih terdampak bencana.
Suharyanto juga menyebut beberapa infrastruktur vital di wilayah lain masih lumpuh.
Baca juga: Kementerian PU kirim bantuan sarana air bersih ke Aceh Tamiang
“Untuk akses jalan nasional yang masih putus ada tiga titik menonjol. Pertama ruas Meureudu–Pidie Jaya, termasuk Jembatan Meureudu yang masih putus," kata Suharyanto.
Kedua, Jembatan Teupin Manee, Kabupaten Bireuen, yang menghubungkan Bireuen dan Bener Meriah. Ketiga, ruas jalan Kota Bireuen–Aceh Utara yang juga masih terputus.
Suharyanto mengatakan semua titik kritis tersebut sedang dikerjakan secara intensif oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan satgas gabungan.
Sebelumnya BNPB melaporkan jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir dan longsor pada tiga provinsi di Pulau Sumatra mencapai 914 jiwa per Sabtu (6/12).
Baca juga: BNPB: Korban meninggal dunia akibat bencana Sumatra 914 jiwa
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































