PBB, New York (ANTARA) - Seorang utusan China pada Selasa (23/9) menekankan pentingnya mengendalikan efek limpahan (spillover) dari krisis Ukraina.
Krisis Ukraina telah menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi pembangunan ekonomi global, dengan negara-negara berkembang menanggung beban terberatnya, demikian disampaikan Deputi Perwakilan Tetap China di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Geng Shuang.
"Komunitas internasional harus memperkuat kerja sama dalam isu-isu seperti pangan, energi, keuangan, perdagangan, dan perlindungan infrastruktur kritis, guna bersama-sama menjaga stabilitas dan kelancaran rantai pasokan global," ujarnya dalam pertemuan tingkat tinggi Dewan Keamanan PBB mengenai Ukraina.
Alih-alih berkontribusi pada penyelesaian politik untuk masalah ini, sanksi sepihak dan yurisdiksi jarak jauh dengan dalih krisis justru menciptakan masalah baru dan oleh karena itu harus ditolak, katanya.
Belum lama ini, dialog dan negosiasi terkait krisis Ukraina mendapatkan momentum, dengan pihak-pihak utama mengadakan serangkaian pertemuan dan pembicaraan.
Namun, perbedaan yang signifikan masih terlihat dalam sikap dan usulan mereka, kata Geng.
"Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus meningkatkan upaya mereka, menunjukkan kemauan politik, fleksibilitas, serta mengatasi kekhawatiran keamanan yang wajar dari satu sama lain secara serius dan tepat, agar dapat mencapai perjanjian damai yang komprehensif, berkelanjutan, dan mengikat sesegera mungkin," tambahnya.
Mempromosikan deeskalasi merupakan prioritas yang mendesak, ungkap Geng.
Saat ini, tidak ada tanda-tanda penghentian pertempuran di lapangan.
Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik terus melancarkan serangan drone dan rudal skala besar, dan sejumlah besar senjata serta amunisi terus mengalir ke medan perang.
China berharap semua pihak akan mengambil peran konstruktif dalam meredakan situasi dan menciptakan kondisi yang diperlukan untuk penghentian pertempuran secepatnya, paparnya.
Meredakan krisis kemanusiaan merupakan kewajiban moral, tutur Geng.
Warga sipil menjadi korban terbesar dalam konflik. Para pihak yang terlibat dalam konflik ini harus menahan diri, mematuhi hukum humaniter internasional secara ketat, menghindari serangan terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil dalam segala keadaan, serta menghindari penggunaan senjata pemusnah massal.
Komunitas internasional harus meningkatkan dukungan kemanusiaan guna membantu mereka yang terdampak krisis mengatasi kesulitan mereka, ujarnya.
Sejak awal krisis, China telah mengambil sikap yang objektif dan imparsial, menyerukan penghentian pertempuran dan mendorong perundingan damai bagi penyelesaian politik.
China siap bekerja sama dengan komunitas internasional dan terus memainkan peran konstruktif dalam mempromosikan penyelesaian politik untuk krisis ini secepatnya, kata Geng.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.