Pidato perdana Prabowo di PBB: Ini 7 fakta yang jadi sorotan dunia

4 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Pidato perdana Presiden Prabowo Subianto di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 menjadi sorotan dunia, pada forum bergengsi yang digelar di New York, Selasa (23/9). Indonesia mendapat kesempatan istimewa untuk berbicara di urutan ketiga setelah Brasil dan Amerika Serikat.

Kehadiran langsung Prabowo di podium PBB bukan hanya mengakhiri satu dekade absennya Presiden Indonesia dalam forum internasional ini, tetapi juga menuai apresiasi dari banyak pemimpin negara.

Momen bersejarah ini menandai babak baru diplomasi Indonesia di kancah global, berikut beberapa fakta menarik di balik pidato tersebut, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.

Baca juga: Menkomdigi: Pidato Prabowo di PBB tunjukkan keberanian Indonesia

7 Fakta menarik saat Prabowo Subianto pidato perdana di PBB

1. Debut perdana Presiden Prabowo di panggung PBB

Meskipun sebelumnya Prabowo telah tampil dalam berbagai forum internasional seperti APEC, G20, maupun ASEAN, kesempatan berbicara langsung di mimbar Sidang Umum PBB menjadi momen perdananya. Pidato ini sekaligus menjadi penampilan global pertamanya sebagai Presiden Republik Indonesia di forum multilateral tertinggi dunia.

2. Menempati urutan ketiga di jadwal pidato PBB

Salah satu hal yang cukup menonjol adalah kesempatan Indonesia untuk berbicara di urutan ketiga. Posisi ini dianggap prestisius karena jarang sekali diperoleh delegasi Indonesia dalam sejarah Sidang PBB.

Tahun ini, Indonesia berada sejajar dengan Brasil yang sejak 1955 selalu membuka sidang sebagai tradisi diplomatik dan Amerika Serikat selaku tuan rumah yang mendapat giliran kedua. Tepat setelah keduanya, Presiden Prabowo menyampaikan pidatonya mewakili suara Indonesia di hadapan dunia.

Sebagai perbandingan, sejumlah Presiden RI sebelumnya mendapat giliran lebih belakang. Presiden Soekarno pernah berpidato di urutan ke-46, Presiden Soeharto di urutan ke-61, Megawati Soekarnoputri di urutan ke-17, sementara Susilo Bambang Yudhoyono beberapa kali di urutan 20, 21, dan 16. Presiden Joko Widodo pun tercatat dua kali berbicara secara daring di urutan ke-16.

Baca juga: Pidato Prabowo di Markas PBB jadi topik media arus utama Malaysia

3. Membuka pidato dengan rasa hormat

Pidato perdana Prabowo di Majelis Umum PBB dimulai dengan sikap penuh penghormatan kepada para pemimpin dunia yang hadir. “Sungguh suatu kehormatan besar bagi saya untuk berdiri di General Assembly Hall yang agung ini, di antara para pemimpin yang mewakili hampir seluruh umat manusia. Kita berbeda ras, agama, dan kebangsaan, namun kita berkumpul bersama sebagai satu keluarga,” ujar Presiden Prabowo.

4. Kehadiran Presiden Indonesia setelah satu dekade

Pidato Prabowo sekaligus menjadi penanda kembalinya Indonesia tampil langsung melalui Presiden di forum ini setelah absen hampir sepuluh tahun. Pada masa Presiden Joko Widodo, pidato lebih sering disampaikan secara daring saat pandemi Covid-19 atau diwakilkan oleh Wakil Presiden maupun pejabat setingkat menteri.

Kehadiran Prabowo di tahun 2025 memperkuat peran Indonesia sebagai bagian dari pemimpin Global South yang konsisten menyuarakan reformasi tata kelola dunia.

5. Penegasan dukungan pada solusi dua negara

Dalam salah satu bagian terpenting pidatonya, Presiden Prabowo kembali menegaskan komitmen Indonesia pada penyelesaian konflik Israel–Palestina melalui solusi dua negara (two-state solution).

“Karena itu, Indonesia kembali menegaskan komitmennya terhadap solusi dua negara dalam masalah Palestina. Hanya solusi dua negara inilah yang akan membawa perdamaian,” tegasnya. Lebih jauh, ia juga menyampaikan kesiapan Indonesia untuk mengakui Israel bila negara itu terlebih dahulu mengakui kemerdekaan Palestina.

“Kita harus menjamin kenegaraan Palestina, tetapi Indonesia juga menyatakan bahwa setelah Israel mengakui kemerdekaan dan kenegaraan Palestina, Indonesia akan segera mengakui Negara Israel dan kami akan mendukung semua jaminan keamanan Israel,” ujar Prabowo.

Baca juga: Pidato urutan ketiga di panggung PBB, Prabowo: Ini suatu kehormatan

6. Isu perubahan iklim dan ketahanan pangan

Selain isu geopolitik, Prabowo menyoroti tantangan global seperti krisis pangan, energi, dan air. Ia menyampaikan capaian Indonesia dalam mewujudkan swasembada beras hingga mampu mengekspor ke negara lain, termasuk Palestina.

Pemerintah juga berinvestasi dalam pertanian cerdas iklim untuk memperkuat ketahanan pangan. Sebagai negara kepulauan terbesar, Indonesia merasakan langsung ancaman perubahan iklim, terutama naiknya permukaan air laut. “Kami terpaksa membangun tembok laut raksasa,” ujarnya, merujuk pada pembangunan tanggul sepanjang 480 kilometer untuk melindungi Jakarta.

Prabowo juga menegaskan komitmen Indonesia terhadap Perjanjian Paris 2015 dengan target emisi nol bersih tahun 2060 atau lebih cepat. Upaya reboisasi 12 juta hektare lahan kritis serta percepatan transisi energi terbarukan menjadi bagian dari strategi tersebut.

7. Penutup: Visi perdamaian abadi

Di akhir pidatonya, Presiden Prabowo kembali menekankan dukungan penuh pada visi dua negara sebagai solusi perdamaian Palestina dan Israel. Visi ini ia sebut sebagai mimpi indah yang harus diwujudkan bersama demi perdamaian abadi. “Kita harus memiliki Palestina yang merdeka, tetapi kita juga harus mengakui dan menjamin keselamatan dan keamanan Israel,” katanya.

Baca juga: Poin-poin penting pidato Prabowo soal Palestina di Sidang Umum PBB

Baca juga: Pengamat hubungan internasional: Rating Prabowo sedang tinggi di dunia

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |