Tel Aviv (ANTARA) - Pemimpin Israel Benjamin Netanyahu hadir di Pengadilan Distrik Tel Aviv untuk pertama kalinya pada Senin (1/12) sejak meminta pengampunan atas kasus korupsi yang lama membelitnya.
Sehari sebelumnya, Netanyahu meminta pengampunan terkait dakwaan korupsi yang telah menjeratnya selama bertahun-tahun.
Permintaan itu memicu perpecahan besar di kalangan masyarakat Israel. Sebagian mendukung dan sebagian lagi menolak kecuali Netanyahu mengaku bersalah dan turun dari panggung politik, menurut pernyataan kubu oposisi.
Channel 12 melaporkan bahwa sidang Netanyahu dimulai pada Senin dan para hakim tidak menyinggung permintaan grasi itu.
Disebutkan, Netanyahu meminta persidangannya ditunda hingga Selasa dengan alasan "komitmen diplomatik dan keamanan." Para hakim mengatakan mereka akan mempertimbangkan permintaannya.
Netanyahu menghadapi dakwaan korupsi, suap, dan pelanggaran kepercayaan dalam tiga kasus terpisah — nomor 1000, 2000, dan 4000 — yang bisa menyeretkan ke penjara jika dinyatakan bersalah. Dia membantah semua dakwaan itu.
Kasus nomor 1000 berkaitan dengan dugaan Netanyahu dan keluarganya menerima hadiah berharga dari para pengusaha sebagai imbalan bantuan di berbagai bidang.
Kasus nomor 2000 menuduh Netanyahu bernegosiasi dengan Arnon Mozes, penerbit harian Yediot Aharonot, untuk mendapatkan liputan media yang positif.
Sedangkan kasus nomor 4000 menyangkut dugaan Netanyahu memberi keuntungan kepada Shaul Elovitch, mantan pemilik situs Walla! dan mantan eksekutif perusahaan telekomunikasi Bezeq, juga sebagai imbalan untuk liputan yang positif.
Sumber: WAFA
Baca juga: Sidang kasus korupsi Netanyahu kembali digelar usai jeda dua bulan
Baca juga: Ribuan warga protes Netanyahu atas COVID-19, dugaan korupsi
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































