Jakarta (ANTARA) - Toko Beras Heri di Pasar Ciputat, Tangerang, Banten menyatakan, upaya pemerintah memberantas beras oplosan berangsur mengembalikan volume penjualan beras di tokonya yang sebelumnya sempat turun.
Dirinya ditemui di Pasar Ciputat, Tangerang, Banten, Rabu menyampaikan saat sebelum isu beras oplosan mencuat ke publik, tokonya bisa menjual beras minimal 40 karung dalam sehari, setelah isu beras oplosan marak diperbincangkan, penjualan turun hingga menjadi 20 karung.
"Semenjak ada booming beras oplosan itu kita cuma ngeluarin 20 karung, atau maksimal 25 karung, dari semula minimal 40 karung," ujarnya.
Namun setelah pemerintah menegaskan untuk melakukan pemberantasan terhadap mafia beras, serta menindak tegas pengoplos beras, disampaikan dia volume penjualan berangsur membaik.
Baca juga: Menko Pangan: HET beras baru tunggu persetujuan Presiden
Menurut dia, salah satu upaya yang bisa memitigasi peredaran beras oplosan yang dilakukan pemerintah yakni mengubah klasifikasi beras berdasarkan jenis bukan kualitas, yakni yang sebelumnya dibedakan antara beras medium dan premium, menjadi beras biasa dan beras khusus.
Adapun pemerintah pada 25 Juli mengubah klasifikasi penjualan beras semula berdasarkan kualitas medium dan premium, menjadi beras biasa dan khusus yang berdasarkan jenis.
Beras khusus merupakan beras berdasarkan jenis yang diberikan izin oleh pemerintah, seperti beras japonica, beras basmati, dan beras ketan.
Lebih lanjut Heri menyampaikan, meski saat ini terdapat isu terkait tutupnya penggilingan padi, stok yang dimiliki tokonya aman, serta mengingatkan kepada para pengusaha beras di Tanah Air agar berlaku jujur.
Baca juga: Pemerintah pastikan lindungi pengusaha padi yang sesuai aturan
Sementara itu, Toko Beras Ciku menyatakan, mendukung upaya pemerintah dalam memberantas mafia beras oplosan.
Toko yang sudah berjualan di Pasar Ciputat selama 20 tahun tersebut menilai pemerintah harus bertindak tegas agar harga dan pasokan beras tetap stabil di pasaran.
"Harapan saya harga stabil, barang jangan sampai kosong," ujar Ciku, pemilik toko.

Dirinya juga berharap pemerintah segera mengimplementasikan program guyur pasar dengan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk lebih menekan harga beras di pasaran.
Baca juga: Zulhas minta Bulog percepat penyaluran beras SPHP lewat pasar
"Kalau ada beras Bulog kan untuk menekan harga, orang ga seenaknya ngasih harga," katanya lagi.
Sebelumnya, pemerintah telah melakukan penyesuaian terhadap HPP gabah di tingkat petani menjadi Rp6.500 per kg, sebagai upaya untuk menyelamatkan para petani, khususnya pada saat panen raya.
Di sisi lain, terdapat kabar adanya penutupan pabrik penggilingan di sejumlah daerah lumbung padi, seperti di Karawang yang dikabarkan sebanyak 10 dari 23 penggilingan atau sekitar 40 persen berhenti beroperasi.
Selain itu, pabrik beras di beberapa wilayah, seperti Sukoharjo, Sragen dan Karanganyar dilaporkan tutup operasional. Begitu juga dengan sejumlah pabrik beras di daerah Jawa Timur.
Baca juga: Pedagang sebut harga beras stabil setelah penyesuaian HPP gabah
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, penyesuaian HPP gabah di tingkat petani sebesar Rp6.500/kg akan menjadi kunci sukses tercapainya Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebesar empat juta ton.
Menteri Amran memastikan pihaknya akan melakukan operasi pasar atau penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) hingga akhir tahun 2025.
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.