Universitas Brawijaya tambah delapan guru besar bidang ilmu berbeda

4 weeks ago 9

Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Universitas Brawijaya menambah delapan guru besar dari beberapa keilmuan berbeda yang akan dikukuhkan saat pelaksanaan senat akademik kampus tersebut, pada Kamis (21/8).

Kedelapan guru besar yang akan menjalani pengukuhan, yakni Prof Putu Mahardika Adi Saputra sebagai profesor bidang Ekonomi Internasional, Prof Jenny Ernawati sebagai profesor bidang Rancang Kota dan Environment-Behavior Studies, Prof Budi Santoso sebagai profesor bidang Hukum Hubungan Kerja, dan Prof Kiki Fibrianto sebagai profesor bidang Ilmu Sensori Pangan.

Kemudian, Prof Laili Muflikhah sebagai profesor bidang Pembelajaran Mesin, Prof Siti Asmaul Mustaniroh sebagai profesor bidang Kelembagaan dan Manajemen Agroindustri, Prof Nurini Aprilianda sebagai profesor bidang Hukum Pidana Anak, dan Prof Sujarwoto sebagai profesor bidang Manajemen Pelayanan Publik.

Prof Jenny Ernawati dalam sesi konferensi pers di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu, menyampaikan bahwa mengangkat penelitian tentang "Ratap: Model Rancangan Kota Ramah Pejalan Kaki".

"Model Ratap menekankan pada model rancangan kota dengan pendekatan environmental-behavior studies, yaitu menjadikan manusia sebagai orientasi desain, memadukan dimensi obyektif lingkungan fisik dengan dimensi subyektif," kata dia.

Ia menjelaskan penelitiannya bertujuan untuk merancang tata perkotaan yang bisa menarik masyarakat untuk melakukan aktivitas fisik di luar rumah.

Model yang dikembangkan, yakni menekankan bahwa atribut ruang fisik koridor jalan atau street's physical attributes memiliki dampak signifikan terhadap perilaku berjalan kaki.

Baca juga: Kemendukbangga-UB kolaborasi riset turunkan stunting di NTT

Dengan beraktivitas fisik di luar ruang menjadi salah satu upaya dalam menekan tingkat stres akibat rutinitas harian, salah satunya karena bekerja.

"Diharapkan melalui (konsep) rancangan kota ini kita bisa berkontribusi untuk menarik orang beraktivitas fisik sehingga kesehatan masyarakat akan meningkat," ucap dia.

Sementara itu, Prof Budi Santoso menyampaikan mengangkat penelitian berjudul "Model Flexicurity sebagai Kerangka Pengaturan Hubungan Kerja dalam Konteks Transformasi Digital".

Ia menjelaskan bahwa flexicurity merupakan konsep kebijakan ketenagakerjaan yang memadukan antara fleksibilitas pasar tenaga kerja dengan perlindungan global yang adaptif.

"Transformasi digital telah merevolusi sistem hubungan kerja secara global, namun regulasi ketenagakerjaan di berbagai negara belum sepenuhnya mengakomodasi dinamika tersebut," ucapnya.

Flexicurity menekankan pada keberimbangan antara kepentingan pengusaha dan pekerja. Lalu, menjangkau pekerja non standar, seperti pengemudi ojek daring.

Baca juga: Universitas Brawijaya kirimkan dua dokter ke Gaza

Sedangkan, Prof Kiki Fibrianto menyampaikan mengembangkan "Facial Based Cognitive Model For Daun Kopi" (Face Dako) yang berbasis kecerdasan buatan.

"Mengembangkan teknologi pangan, ilmu sensori, psikologi, dan ilmu kesehatan untuk mengkaji teh daun kopi sebagai agen relaksan," ujarnya.

Selanjutnya, Prof Putu Mahardika Adi Saputra mengemukakan model SPARTA-DUAL untuk menjawab keterbatasan model lama yang belum sepenuhnya menangkap kompleksitas hubungan antarnegara dalam jaringan produksi global, disrupsi akibat perang dagang, dan sanksi ekonomi.

"Model ini menggabungkan dua lapisan pembobotan spasial, yaitu intensitas keterkaitan global value chain (GVC) dan bobot berdasarkan tekanan tarif bilateral," ucapnya.

Baca juga: Mendes harap MMD UB diselaraskan dengan rencana aksi bangun desa

Pewarta: Ananto Pradana
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |